BadungPemerintahan

Sekda Bali Tegaskan Penanggulangan Bencana Perlu Kolaborasi

    MANGUPURA, Kilasbali.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra menegaskan, dalam penanggulangan bencana baik itu pra bencana, saat terjadinya bencana maupun setelah bencana, tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua institusi semata.

    Tetapi, memerlukan kerjasama, dukungan serta kolaborasi banyak pihak karena penanggulangan bencana sangat kompleks.

    Hal tersebut ditegaskan Sekda Bali saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Penanggulangan Bencana Provinsi Bali Tahun 2024, bertema ‘Penguatan Resiliensi Bali Dwipa Jaya’ di Plagoo Holiday Hotel, Jumat (3/5)

    “Dipra bencana misalnya, dibutuhkan kajian, penelitian dan melibatkan banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu geologi, klimatologi yang pastinya dimiliki oleh institusi yang berbeda,” jelasnya.

    Baca Juga:  The Apurva Kempinski Bali Raih Gelar ‘Hotel Berkelanjutan Terbaik’ di Ajang Penghargaan Bergengsi 2024 ULTRAs Awards di Kensington Palace, London

    Dijelaskan, saat terjadinya bencana BPBD tidak bisa bergerak sendiri, banyak institusi yang terlibat baik itu TNI/POLRI, Kementerian, Basarnas bahkan relawan dari masyarakat dan demikian pula halnya pasca bencana, akan melibatkan banyak pihak.

    “Tidak ada institusi yang mengatakan paling berperan atau bisa menangani bencana sendiri tanpa bantuan institusi lainnya, itulah pentingnya kita terus memperkuat koordinasi, sinergi dan kolaborasi antar multihelix. Berbagai peristiwa atau bencana  bisa kita lewati karena adanya kolaborasi dan koordinasi yang baik antar multi helix dan hal ini harus kita tingkatkan kedepannya,” imbuhnya.

    Dewa Indra juga mengingatkan terkait berbagai tantangan dalam penanggulangan bencana kedepannya yang akan bertumbuh bahkan lebih cepat dari kemampuan. Ke depannya akan terus muncul resiko resiko bencana baru.

    Baca Juga:  20 Media Massa di Bali Raih Mangupura Awards

    Faktor-faktor resiko baru ini bisa muncul baik diakibatkan adanya perubahan iklim yang menimbulkan cuaca ekstrem yang mengarah ke bencana, ancaman bencana geologi ataupun mobilitas manusia yang semakin masif ke daerah resiko bencana.

    “Faktor faktor resiko bencana ini harus kita waspadai dan antisipasi. Kita harus mulai memetakan dan menyusun mitigasi, kita harus terus mengasah diri memahami resiko sehingga kita siap menghadapi tantangan dalam penanggulangan bencana kedepannya,” jelasnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin menyampaikan, pelaksanaan Rakorda penting dalam upaya penguatan kolaborasi dan sinergitas penanggulangan bencana, mengidentifikasi kendala, tantangan dan melakukan evaluasi pencapaian program penanggulangan bencana serta mengidentifikasi bahan rumusan kebijakan dalam penanggulangan bencana. (m/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi