TABANAN, Kilasbali.com – Budidaya ikan air tawar di Kabupaten Tabanan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Ini dikarenakan ketersediaan air dan lahan yang memadai.
Sayangnya, pertumbuhan yang cukup pesat ini tidak disertai dengan harga pakan yang stabil. Bahkan, harga pakan cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
“Pelet untuk pakan ikan tiap enam bulan naik,” ungkap Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2H) Dinas Perikanan Tabanan, I Nyoman Arta Sukma, Jumat (24/11).
Padahal, sambungnya, jumlah pembudidaya ikan air tawar di Tabanan sampai sejauh ini sudah mencapai lima ratus kelompok lebih. “Ada yang membudidayakan ikan lele, nila, gurami dan mujair,” imbuhnya.
Menurutnya, jumlah kelompok budidaya ikan air tawar terbesar ada di Kecamatan Tabanan, Kerambitan, dan Marga. Sisanya menyebar merata di tiap kecamatan lainnya.
Mengenai harga pakan, kenaikannya ia contohkan pada pelet jenis apung 781 dengan ukuran 30 kilogram. Pada 2022 lalu, jenis pakan ini seharga Rp 400 ribu. Namun kini sudah naik menjadi Rp 450 ribu.
“Saat pandemi Covid-19, harganya bukan turun, tetapi naik,” sebutnya.
Untuk menyiasati kenaikan harga pakan tersebut, Diskan Tabanan kerap memberikan pelatihan pembuatan pakan ikan alami. Tujuannya, agar para pembudidaya dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada.
Contohnya dengan membuat pakan dari bahan dedak dan bahan tepung jagung. Bahan-bahan ini difermentasikan untuk dijadikan sebagai pakan.
“Itu salah satu solusi untuk menyiasasti kenaikan harga pakan ikan pellet yang kami berikan,” ungkapnya. (c/kb)