GIANYAR, Kilasbali.com – Tangkapan lobster yang semakin meningkat di akhir tahun 2022 ini, menjadi berkah bagi para nelayan di Perairan Laut Gianyar, Bali.
Momentum ini tidak disia-siakan oleh para Nelayan Pantai Lebih. Tanpa mengabaikan tangkapan lainnya, nelayan lebih fokus berburu lobster sebagai bonus di pergantian tahun.
Dari keterangan para nelayan kemunculan lobster ketepian sudah terdeteksi sejak Oktober 2022, seiring dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Semakin mendekati akhir tahun, keberadaan komoditi termahal nelayan ini semakin meningkat. Dan dari perkiraan nelayan, musim lobster ini bakal terus menyambung hingga bulan Januari tahun depan.
“Kalau musim lobster ini, tentunya kita lebih fokus cari lobsternya. Namun tangkapan ikan lainnya tetap kita lakukan. Tangkapan lobster kita anggap sebagai bonus akhir tahun,” ungkap salah seorang nelayan, I Made Weta, Rabu (30/11).
Senada itu, Ketua Kelompok Nelayan Pantai Lebih, I Made Ana menyebutkan lobster yang berabutas di lautan dalam ini sudah mulai muncul sejak Oktober lalu.
Namun puncaknya nanti di bulan Desember, sehingga nelayan Pantai Lebih mulai semangat melaut. “Ya, puncaknya nanti di bulan Desember, ini muncul setiap musim hujan,” jelas Made Ana.
Disebutnya sejak dini hari, sekitar pukul 03.00 WITA, nelayan Lebih aktif yang berjumlah 120 nelayan mengadu peruntungan. “Namun bukan nelayan dari Lebih saja, hampir seluruh nelayan pesisir Gianyar yang melaut mengadu peruntungan,” tambahnya.
Dikatakannya, rata-rata tangkapan lobster setiap nelayan sekitar 1 kg di samping juga mendapatkan ikan lain. Untuk menangkap lobster ini, menggunakan jaring khusus dengan kedalaman tertentu. “Ya, kalau dapat sekilo saja, sudah lumayan rejekinya,” jelasnya.
Mengenai harganya, satu kilogram lobster kini dihargai sekitar Rp 400 ribu, dengan size minimal 2 ons. Sedangkan kalau size di bawah 2 ons per ekornya, harganya jauh di bawah.
Walau musim lobster, tidak semua nelayan pulang dengan tangkapan lobster, hanya sebagian saja yang beruntung. Bersyukur pula, kondisi terumbu karang di perairan Lebih masih terjaga dan belum ada kerusakan yang berarti.
Lobster ini sangat diminati oleh hotel dan restoran di seputaran Kuta, Jimbaran atau restoran di Ubud. Dikatakan, setiap paginya saat musim lobster, pengepul sudah menunggu di pantai untuk membeli Lobster. ]
Dikatakan pula, harga lobster pernah mencapai Rp 550 ribu per kilonya, saat hasil tangkapan minim dan kebutuhan di restoran tinggi. Sedangkan harga terendah per kilonya di kisaran Rp 300 ribu.
“Ya, dapat tangkapan Lobster, seperti mendapat rejeki nomplok, kami bersyukur ada terumbu karangnya,” pungkasnya. (ina/kb)