BulelengSosial

Pilu Pasutri Lansia di Buleleng, Sakit-sakitan, Tidur Alas Karpet, Bisa Makan Andalkan Bantuan

    SINGARAJA, Kilasbali.com — Kehidupan pasangan suami istri (Pasutri) Wayan Sumenasa (64) dan istrinya Made Sulindri (64) sungguh memilukan. Betapa tidak, mereka tidak saja hidup serba kekurangan, keduanya pun luput dari layanan kesehatan.

    Mirisnya, untuk makan sehari-hari pasutri yang tinggal di Banjar Ancak, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng itu, mengandalkan bantuan digelontorkan pihak Pemerintah Desa (PemDes) Bungkulan sebesar Rp 300 ribu per bulannya. Kini, keduanya dalam kondisi sakit.

    Pantauan, aroma pesing menyeruak di dalam kamar berukuran 2 x 1 meter bangunan tua tak layak huni terbuat dari bata mentah. Tidak ada kasur, selimut almari di kamar itu, hanya nampak karpet berwarna merah dan dua (2) bantal lusuh yang mereka pakai alas tidur di kamar tersebut.

    Kala itu, Sumenasa terlihat sedang memandikan sang istri yang kondisinya tergolek lemah di lantai tanah dalam kamar. Sumenasa terpaksa memandikan istri di kamar itu, lantaran mereka tak memiliki MCK.

    Sumenasa menceritakan, rumah itu sudah dihuni puluhan tahun. Ia mengaku, selama ini belum pernah menerima bantuan dari Pemerintah Daerah soal bedah rumah.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gelar Pelaksanaan Orientasi PPPK 2024

    “Sempat di foto-foto (rumah) sama Pak Kadus, namun bantuan perbaikan tak kunjung datang. Kondisi kami (Sumenasa dan Sulindri) sakit. Istri cidera kaki paska kecelakaan hingga akhirnya tidak bisa berdiri. Istri terpaksa bekerja menggantikan saya yang alami cidera agar bisa bertahan hidup,” ujar Sumenasa.

    Imbuh Sumenasa, bisa bertahan hidup berkat uluran bantuan Pemdes Bungkulan.

    “Tiap bulan kami menerima Rp 300 ribu, dan uang itulah dipakai makan setiap hari bersama istri. Ya, makan seadanya. Kadang pakai lauk berupa tempe dan tahu,” jelasnya.

    Sejatinya mereka memiliki saudara, namun kondisi ekonomi saudaranya itu tak jauh dari keluarga Sumenasa. Meski dibelenggu kemiskinan, meraka tetap tabah dan setia menjalani hidup. Sejatinya mereka memiliki anak perempuan, namun anaknya kini telah tiada.

    “Anak perempuan kami sudah meninggal. Lupa saya, tahun berapa anak meninggal. Kalau keponakan punya, namun kondisi ekonominya juga pas-pasan hanya cukup makan. Keponakan kerja buruh serabutan di Denpasar,” imbuhnya.

    Bimas Bungkulan Putu Harisandi Mahayuda saat penjemputan validasi kartu PKH keluarga Sumenasa. foto/ard

    Sumenasa berharap pemerintah memfasilitasi pengobatan dan  memberikan bantuan bedah rumah.

    “Tidak punya siapa-siapa, dan memang tidak mampu bayar ongkos kendaraan pakai berobat. Kalau istri sakit seperti sekarang ini, rawat sendiri di rumah, seadanya saja. Sakitnya itu, sudah lebih dari setahun. Soal air dan listrik, dikasi numpang gratis sama keponakan. Ya, listrik nempel, airnya nempel sama keponakan. Tiap hari mandiin istri didalam kamar ini. Istri tidak bisa berdiri apalagi jalan akibat cidera. Kami berharap sekali dibantu perbaikan rumah,” tuturnya.

    Baca Juga:  Target PWA ke Bali Rp250 M, Realisasi Sementara Rp287 M

    Perbekel Desa Bungkulan Ketut Kusuma Ardana STP menjelaskan, bantuan dari Pemdes Bungkulan kepada pasutri Sumenasa digelontorkan melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) sejak tahun 2021 lalu. Pasalnya, bantuan pemerintah pusat berupa Program Keluarga Harapan (PKH) kepada pasutri Sumenasa terhenti lantaran terdapat perbedaan nama penerima.

    “Bantuan pemerintah pusat kepada pasutri terganjal perbedaan abjad pada kartu PKH, dimana di Kartu Keluarga tercantum Sulindri, namun di kartu PKH dicantumkan Sulendri. Ya, kami siasati memasukkan keluarga Sumenasa penerima BLT DD sejak 2021 lalu sampai saat ini,” terang Perbekel Kusuma Ardana.

    Baca Juga:  Ini Penjelasan Dinas Pariwisata Bali Sikapi Bali Jadi Salah Satu Destinasi Tak Layak Dikunjungi

    Perbekel Kusuma Ardana mengaku pihaknya sudah melakukan kordinasi ke Dinsos Buleleng terkait hal tersebut. Pun melakukan update perubahan di KK Sumenasa.

    “Kadus Ancak bersama Bimas (Polisi ditugaskan di desa) Bungkulan, Putu Harisandy Mahayuda melakukan penjemputan. Keduanya dibopong ke Kantor Camat Sawan melakukan perekaman dan update KK. Ya, karena kondisi lansia dan juga Sulindri kondisi sakit hingga tidak mampu untuk berdiri,” ungkapnya.

    Perbekel Kusuma Ardana pun tak menampik kondisi rumah dihuni keluarga Sumenasa tidak layak huni.

    “Sudah berulangkali kami ajukan kepada Pemkab Buleleng soal program bedah rumah, bahkan saat berubah dari bedah rumah jadi rehab rumah namun hasilnya nihil. Meski begitu, kami dari Pemdes Bungkulan upayakan melakukan gotong royong perbaikan rumah keluarga Sumenasa. Saat ini, prioritas kami, mengupayakan kesembuhan kedua pasutri (Sumenasa dan Sulindri) ini terlebih dahulu. Rencananya, besok (6/10) kami jemput untuk berobat ke RSUD Buleleng. Besar harapan kami ada uluran tangan donatur memberikan bantuan rehab rumah kepada keluarga Sumenasa,” pungkasnya. (ard/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi