MANGUPURA, Kilasbali.com – Sebagai pengawal kebijakan, pelaksana visi, dan misi pemerintah untuk mewujudkan pariwisata Bali Era Baru, sebagai ASN harus bisa terlibat langsung dalam penyelenggaraan segala aktivitas kepariwisataan yang ada.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali dalam sambutannya saat membuka Bimbingan Teknis Pengembangan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) bagi Aparatur Sipil Negara dari seluruh kabupaten/Kota se Bali, yang diselenggarakan di The Stones Hotel, Legian Senin (29/8).
Dikatakan, ASN juga harus mampu membuat event yang berkualitas sehingga event yang dilaksanakan bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun untuk kebangkitan pariwisata Bali. “Untuk terlibat langsung dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam penyelenggaraan event dalam rangka pengelolaan kepariwisataan budaya Bali,” kata Tjok Bagus.
Tjok Bagus menjelaskan, pelatihan/bimbingan teknis Pengembangan Penyelenggaraan Event bagi ASN ini menjadi salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan wawasan ASN khususnya dalam hal membuat konsep event, bekerjasama dengan stakeholders, pemasaran dan promosi event, perencanaan anggaran, manajemen resiko dan merancang pelaksanaan event yang berkelanjutan, sehingga event yang yang dilaksanakan berkualitas.
Tjok Bagus menambahkan, dalam dunia kepariwisataan event yang diselenggarakan tidak hanya berorientasi pada masyarakat lokal akan tetapi lebih cenderung menyasar para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Untuk itu, lanjut dia, perlu ada penyesuaian teknis penyelenggaraan event, agar event tersebut benar-benar bisa menjadi daya tarik wisata, yang nantinya mampu memberikan dampak ekonomi dan pariwisata Bali.
“Bimtek kali ini melibatkan 100 orang peserta yang berasal dari ASN kabupaten Kota se-Bali khususnya OPD yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan event, seperti Dinas Pariwisata Kabupaten/ Kota, Dinas Kebudayaan Kabupaten, Dinas Kebudayaan Provinsi, Dinas Perdagangan Provinsi Bali, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Dinas Kominfos Provinsi Bali, Biro Pem Kesra Setda Prov. Bali dan tentunya Dinas Pariwisata Provinsi Bali,” pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hafiz Agung Rifa’I menyampaikan, ASN daerah memiliki peran penting sebagai regulator, pembina, pendamping, pengawas, dan bahkan penyelenggara event di daerah, untuk menjalankan peran tersebut agar lebih maksimal, maka ASN perlu dibekali pengayaan penyelenggaraan event yang berkualitas, inklusif, berkelanjutan, dan yang tak kalah penting, harus menarik.
Hafidz menambahkan, event yang menarik harus mempunyai Unique Selling Proposition (USP), dimana keunikan tersebut sudah dimiliki masing-masing daerah. Potensi lokal yang terlihat sederhana seperti bunga, rakit bambu, payung, bahkan makanan pembuka (dessert) sekalipun, dapat menjadi event daerah yang dinanti dan ramai dikunjungi.
“Saya yakin Para ASN di Bali sudah terbiasa dan ahli dalam teknis penyelenggaraan event, namun melalui Bimtek Dekonsentrasi, para ASN diharapkan dapat mampu terlibat lebih luas lagi dan dapat menggali lebih banyak terkait perencanaan, penyelenggaraan/pendukungan, pengawasan, hingga evaluasi event di daerah,” pungkasnya. (m/kb)