TABANAN, Kilasbali.com – Gelombang tinggi kembali terjadi. Nelayan di Tabanan terpaksa menambatkan perahunya. Mereka tak melaut untuk menghindari resiko.
Dari informasi yang didapatkan, gelombang tinggi terjadi di perairan laut Bali sejak bulan Juni lalu.
Gelombang tinggi itu memicu ketinggian ombak mencapai dua meter lebih, sehingga aktivitas nelayan terhenti.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa menuturkan, aktivitas melaut nelayan di Pantai Pasut sejak beberapa waktu lalu memang terhenti karena gelombang tinggi.
Menurutnya, gelombang tinggi sangat beresiko untuk melaut. “Cuaca seperti ini, memang merupakan siklus tahunan, karena itu, nelayan di pantai Pasut sudah memiliki alternatif mata pencaharian ketika kondisi cuaca tidak bersahabat seperti saat ini,” jelasnya, Minggu (17/7).
Dikatakan, nelayan saat ini memperbaiki peralatan melautnya. Seperti jaring, jukung dan peralatan melaut lainnya, sehingga nanti ketika gelombang tinggi sudah tidak terjadi, peralatan mereka bisa optimal.
“Biasanya nelayan bisa melaut kembali setelah air pasng berhenti, tepatnya pada akhir Juli,” imbuhnya. (m/kb)