JEMBRANA, Kilasbali.com – Pasikian Paiketan Krama Istri (PAKIS) MDA Provinsi Bali menggelar Pelatihan Ragam Busana Pengantin Bali, di Gedung Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Jembrana, Jumat (22/4).
Pelatihan yang diikuti oleh 20 peserta MUA Jembrana ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan memberikan pelatihan mengenai ragam busana pengantin Bali khas Jembrana yang dapat digunakan sebagai referensi dalam payas pengantin Bali. Tidak tanggung-tanggung pemateri pelatihan merupakan pendiri LKP Salon Agung, AA Ayu Ketut Agung.
Manggala PAKIS Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardani dalam menyampaikan bahwa dalam 10 tahun terakhir telah terjadi penyimpangan terhadap pakem seni payas pengantin Bali.
Prosesi upacara Bali memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda mulai dari tingkatan utama, madya hingga nista dan tentunya pakem payas pengantinnya pun menyesuaikan dengan tingkat prosesi upacara.
Namun yang terjadi di lapangan berbeda, payas pengantin justru mengikuti kehendak pemilik hajatan.
“Saat ini sulit untuk merekontruksi ulang pakem payas pengantin khas Bali karena mayoritas dokumentasi terkait pakem payas pengantin berada di luar negeri khususnya Belanda sehingga memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mengumpulkan fakta-fakta otentik mengenai pakem payas yang sesungguhnya. Selain itu setiap daerah memiliki ragam serta pakem payas-nya sendiri, berbeda untuk setiap kabupaten,” katanya.
Jika berbicara mengenai ragam busana pengantin Bali, tentunya itu berbeda dengan pakem busana pengantin khas Bali. Ragam busana lebih pada pilihan yang dapat dipakai dalam prosesi pernikahan adat Bali.
Namun TIA Kusuma Wardani yang juga mantan Kadis Dikpora Provinsi Bali ini mengatakan bahwa PAKIS MDA Provinsi Bali kedepannya tidak menutup kemungkinan juga akan mengadakan sosialisasi serta pelatihan pakem payas khas Bali.
Dengan dibangunnya Pusat Kebudayaan Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, PAKIS MDA Bali berharap nantinya pakem serta ragam Busana Adat Bali dapat menjadi salah satu kekayaan budaya yang dapat mengisi Pusat Kebudayaan Bali tersebut serta dapat menjadi media literasi bagi masyarakat Bali sendiri. (jus/kb)