GIANYAR, Kilasbali.com – Tampilan mencolok Puspem Payangan yang megah dengan kombinasi tamannya yang indah, berbanding terbalik dengan tetangganya di Tegallalang. Bukan lantaran bangunan, namun karena taman yang tidak terlantar. Taman yang baru ditata setahun lalu itu, kini berubah jadi hutan semak. Ironisnya kawasan ini juga menjadi pintu masuk objek wisata ceking yang mendunia, sehingga terkesan kumuh.
Pantauan, Kamis (24/3) suasana di kawasan Pusat Pemerintahan Kecamatan Tegallalang sangat memprihatinkan. Kawasan ini terlihat sangat kumuh, karena kondisi taman yang sebelumnya mempercantik, kini malah bersemak. Tanaman bunga tidak kelihatan lagi karena diselimuti semak dan tanaman liar lainnya. Kondisi ini menuai sorotan, karena lokasinya juga termasuk areal pintu masuk ke kawasan Objek Wisata Ceking Tegallalang.
Dari penuturan I Wayan Pasek, salah seorang warga, taman itu seharusnya menambah keindahan, nyatanya kini dinilai merusak pemandangan. Mencolok di taman yang berlokasi di Desa Tegallalang yakni di Jalan Raya Tegallalang, seberang perkantoran Camat, Puskesmas serta Koramil. Kondisinya cukup memprihatinkan, tidak dirawat sehingga beberapa bagian dinding taman juga tertutup rumput liar.
“Kalau mau dirawat, taman ini sebenarnya sangat indah. Tapi sekarang kondisinya begini, terkesan dibiarkan begitu saja. Jadi merusak pemandangan. Padahal lokasinya di dekat Objek wisata,” tandas Pasek yang juga seorang praktisi pariwisata ini.
Disebutkan, taman ini sujatinya terbilang baru karena dibangun sekitar setahun sekali. Setelah dibangun sempat ada pemotongan hanya sekali. Selanjutnya tidak terlihat lagi ada kegiatan perawatan.
Entah pihak mana yang bertugas untuk merawatnya, yang jelas tidak ada inisiatif dari lembaga terkait. Baik pihak desa maupun lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di kawasan itu.
“Kalau anggaran dijadikan alasan, saya kira tidak masuk akal. Cukup kreativitas pegawainya, kalau dirawat rutin saat hari jumat misalnya kan cukup. Dibanding jauh-jauh datang ke Pantai melaksanakan bersih-bersih sampah dan pegawai wajib hadir karena absensi,” keluhnya.
Bupati Gianyar, I Made Mahayastra yang ditemui usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Gianyar, mengakui kondisi itu. Disebutkan jika laporan terkait adanya sejumlah taman, khususnya di kecamatan dan pedesaan sudah diterimanya dan sudah sudah dievaluasi dengan meminta penjelasan dari Dinas lingkungan hidup.
Dalam hal ini, ternyata konsep dalam pemeliharaannya adalah masing-masing desa. Keradaan taman -taman ini merupakan wujid hibah pariwistabyang dibanguan di sejumlah desa wisata.
Sedangkan dalam perawatannya akan dianggarkan dari APBdes. Bupati bahkan mengaku sudah sering meminta perbekel untuk memperhatikan itu. Baik dalam chat pribadi maupun melalui grup WA, agar memperhatikan taman-taman yang dianggarkan dari dana hibah pariwisata tersebut.
“Kami sudah turunkan surat edarannya. Kan tidak mungkin kita bebankan APBD yang sangat terbatas, kita bebankan lagi untuk perawatan taman-taman di kecamatan dan di desa-desa,” ungkapnya. (ina/kb)