SINGARAJA, Kilasbali.com — Sebanyak 1 (satu) Kepala Keluarga (KK) di Banjar/Desa Gitgit, Kecamaran Sukasada, Kabupaten Buleleng, terpaksa mengungsi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski begitu, sekeluarga Putu Sudarba (52) terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya untuk sementara waktu lantaran rumah ditempati 5 (lima) jiwa itu, mengalami kerusakan cukup parah paska diterjang longsoran tembok penyengker SD Negeri 2 Gitgit yang ambrol pada Minggu (19/12) sekitar pukul 16.00 sore.
I Putu Arcana selaku Perbekel Desa Gitgit mengungkapkan, curah hujan intensitas cukup tinggi yang melanda wilayah perbukitan Desa Gitgit menyebabkan terjadi sejumlah bencana longsor. Nah, selain rumah Putu Sudarba rusak parah diterjang longsoran, tercatat ada dua (2) titik longsor lainnnya di sepanjang ruas jalan Gitgit kilometer 11 dan 12.
“Longsor yang terjadi tepat di titik 11 Air Terjun Campuhan, sempat membuat arus kendaraan dari dan menuju Singaraja macet. Luapan lumpur 60 persen menutupi bahu jalan. Krodit sekali, bahkan beberapa harus putar balik. Ya, karena lumpur cukup tebal hingga harus menurunkan alat berat. Pembersihan melibatkan Relawan Desa Gitgit, BPBD Buleleng, Dinas Damkar Buleleng, Balai Jalan Nasional dan diback up pihak Kepolisian Polsek Sukasada membersihkan lumpur agar tidak licin,” terang Perbekel Arcana.
Imbuh Perbekel Arcana, juga terdapat bahu jalan ambrol di titik kilometer 11.
“Posisinya tepat di jalan menikung dan di kemiringan, sebelah selatan Air Terjun Campuhan. Hampir 30 persen aspal ambrol tergerus longsor,” jelasnya.
Masih kata dia, titik bencana terakhir itu, terjadi di jalan rabat beton desa akibat luapan air got.
“Luapan air naik ke jalan. Pun, ditelusuri adanya kontribusi materi penggarapan jalan shortcut baru titik 7 dan 8. Tapi, pihak PT Sinar Bali selaku penggarap shortcut langsung merespon dengan menerjunkan alat berat menanggulangi musibat itu,” ungkapnya.
Perbekel Arcana menghimbau kepada para pengendara agar tetap hati-hati dan waspada saat melintas ketika hujan lebat mengguyur wilayah perbukitan Gitgit.
“Potensi longsor, air meluap dan pohon tumbang kerap terjadi mulai kilometer 12 hingga kilometer 18. Jadi, kami himbau kepada pengendara agar tetap hati-hati dan waspada,” pungkasnya. (ard/kb)