PeristiwaTabanan

Warga Penebel Gempar, Mayat Perempuan Ditemukan di Bendungan Telaga Tunjung

    TABANAN, Kilasbali.com – Pagi-pagi buta, warga Penebel, Tabanan digegerkan dengan penemuan mayat di Bendungan Telaga Tunjung, Banjar Pegubugan Kauh, Pesagi, Penebel, Tabanan, Sabtu, 30 Oktober 2021, sekitar pukul 07.30 WITA.

    Diketahui, korban bernama Gusti Ayu Komang Sudiasih, 58, asal Banjar Dinas Kesiut Kanginan, Desa Kesiut, Kerambitan, Tabanan. Diduga korban yang berprofesi sebagai tukang jahit kebaya itu, nekat bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke bendungan karena depresi.

    Korban ditemukan berada di aliran air tepatnya diujung hilir, saluran pembuangan air Bendungan Telaga Tunjung. Saat ditemukan korban dalam posisi tersangkut pada dasar saluran pembuangan air yg terbuat dari beton. Korban dalam posisi tengadah, kepala menghadap ke selatan. Pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

    Penemuan tersebut pertama kali dilihat oleh pelapor, Kepala Lingkungan Pegubugan I Wayan Sujaya, 53. Saat itu, Sujaya dalam perjalanan menuju ke sawah dan melewati TKP. Pelapor kemudian melihat benda mencurigakan tersangkut dialiran air Bendungan.

    Baca Juga:  Rusak Moral dan Budaya Bali, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

    Awalnya pelapor mengira benda tersebut adalah batang kayu, namun setelah dilihat lebih jelas ternyata benda tersebut adalah mayat manusia. Selanjutnya pelapor melihat dari dekat dan mengenali jenasah tsb adalah Gusti Ayu Komang Sudiasih. Pelapor menyampaikan hal tersebut kepada Bhabinkamtibmas Desa Pesagi dan diteruskan ke Polsek Penebel.

    Mendapat laporan tersebut, pihak kepolisian segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP serta meminta keterangan para saksi. Kasi Humas Polres Tabanan, Iptu Nyoman Subagia membenarkan penemuan tersebut. “Korban diduga bunuh diri dengan cara melompat kedalam bendungan karena depresi,” ungkapnya seraya menyampaikan, peristiwa ini tidak patut ditiru.

    Dia menambahkan, keluarga korban menolak melakukan outopsi, dan menerima kejadian ini sebagai musibah. “Keluarga korban telah membuat surat pernyataan penolakan outopsi. Mengingat keluarga korban menolak untuk dilaksanakan outupsi dan menerima sebagai musibah,” tandasnya.

    Dari informasi yang dikumpulkan, sehari sebelum ditemukan tewas menantu dari korban, Gusti Ayu Made Darmani menuturkan pada hari Jumat, 29 Oktober 2021 sekitar pukul 20.00 WITA, korban sempat berpamitan kepadanya saksi untuk pergi kerumah Widia yang rumahnya kira-kira 50 meter.

    Baca Juga:  Persewangi VS Bali United, Laskar Blambangan Hadapi Tantangan Tim Lebih Kuat

    Kemudian pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021 sekira pkl. 05.30 WITA, dia sempat mendatangi rumah korban namun tidak ada. Rumah korban dalam keadaan terkunci dari luar di mana kunci rumah diletakkan di pelinggih (tempat sembahyang) yang berada dindepan rumah.

    “Sekitar pukul 08.00 WITA, saya mendapat informasi tentang penemuan mayat di Bendungan Telaga Tunjung dan setelah dilihat ternyata mertua saya,” tuturnya.

    Saksi, Gusti Kadek Pariardika, menerangkan pada hari Jumat tangfal 29 Oktober 2021 sekitar pukul 21.00 WITA, korban sempat mendatanginya dan meminta obat (racun) untuk menyemprot hama rumput. Namun saksi mengatakan tidak memiliki obat (racun) tersebut karena baru selesai menanam padi sehingga belum memerlukan obat.

    Saksi kemudian menanyakan kepada korban untuk apa obat (racun) tersebut, korban menjawab bahwa korban sedang bingung karena ada saudara nya yang menitipkan uang kepada korban untuk membeli obat namun uang tersebut malah dipakai oleh korban untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Setelah mengatakan itu korban kemudian berpamitan untuk pulang,” ujarnya.

    Baca Juga:  Sanjaya-Dirga Ziarah dan Peringati Hari Puputan Margarana Usai Debat Ketiga

    Saksi atas nama Wakila/Widia membenarkan pada hari Jumat tgl 29 Oktober 2021 sekira pukul 20.00 WITA, korban sempat datang ke rumahnya untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit. Kemudian sekira pukul 21.30 WITA korban berpamitan untuk pulang ke rumah karena sudah mengantuk.

    “Dia memang sering datang ke rumah untuk mengobrol. Tapi kemarin saat datang ke rumah tidak mengatakan apa-apa hanya menonton TV,” ujarnya.

    Sementara itu, saksi I Wayan Winarsa, 38, mengaku sempat melihat korban sekitar pukul 22.00 WITA. Saat itu, saksi berangkat untuk berburu ke Bendungan Telaga Tunjung, dan melihat korban berjalan kaki seorang diri menuju Bendungan Telaga Tunjung. “Saya tidak menaruh curiga, maka saya tidak menegurnya,” tuturnya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi