CeremonialJembranaTokoh

Gubernur Koster Gemakan Bulan Bung Karno III di Bumi Makepung

    JEMBRANA, Kilasbali.com – Peringatan Bulan Bung Karno III menggema di Bumi Makepung, Jembrana. Peringatan itu ditandai dengan pementasan kolosal drama tari bertajuk “Bung Karno di Bawah Pohon Sukun” di panggung terbuka Pura Jagatnatha, Kabupaten Jembrana, Senin, 21 Juni 2021.

    Gubernur Bali, Wayan Konter mengatakan peringatan Bulan Bung Karno oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Bali ini, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali, sudah berjalan sejak tahun 2019.

    Dijelaskan, bulan Juni ini adalah hari-hari yang penting, fundamental, serta sakral bagi Bangsa Indonesia, karena ada kejadian-kejadian penting yang mengingatkan seluruh masyarakat sebagai generasi penerus, sebagai anak-anak muda yang memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Yaitu 1 Juni merupakan Hari Lahir Pancasila, 6 Juni adalah Hari Lahir Bung Karno, dan tanggal 21 Juni Hari Wafat Sang Proklamator Bung Karno.

    Gubernur Bali Wayan Koster

    “Apa yang Kita lakukan ini adalah untuk mengenang, menghormati, dan memaknai hari-hari penting, dimana Kita di Provinsi Bali satu-satunya Provinsi Saya kira di Indonesia yang mengeluarkan kebijakan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno,” kata Koster.

    Baca Juga:  Ardika Bikin Tabanan Bebas Bicara, Ajak Mahasiswa-Jadikan Riset Akademisi Jadi Acuan Kerja

    Dia menambahkan, sebagai generasi penerus harus memahami, harus betul-betul menyadari bahwa apa yang dijalankan sekarang ini merupakan keberlangsungan dari apa yang dirintis oleh para pejuang dan pendiri bangsa ini. Diantaranya yang berperan penting itu adalah Bung Karno, sebagai Bapak Pendiri Bangsa yang telah merumuskan dasar negara, yaitu Pancasila.

    “Penyelenggaraan Bulan Bung Karno ini bertujuan, pertama mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara. Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, memperkokoh semangat kebangsaan dan inklusi sosial ditengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas. Keempat, membangkitkan dan memelihara memori kolektif masyarakat Bali tentang ketokohan dan keteladanan Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Kelima, memperkuat institusionalisasi nila-nilai Pancasila, dan spirit perjuangan Bung Karno sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Bali,” jelasnya.

    Sementara itu, Bupati Jembrana, Nengah Tamba menyambut baik arahan Gubernur Bali untuk memperingati Bulan Bung Karno III. “Generasi muda harus tahu bahwa Bulan Bung Karno itu ada, atas inisiatif dari pemikiran Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster,” kata Bupati Jembrana.

    Baca Juga:  Harkannas 2024 Momentum Penting Promosikan Ikan

    Guna mengimplementasikan ajaran Bung Karno, Nengah Tamba mengaku sedang menjalankan ajaran Trisakti Bung Karno di masa kepemimpinannya sebagai Bupati Jembrana.

    “Pertama, untuk berdaulat secara politik, saya tidak ikut campur tentang pemilihan Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana, saya biarkan berjalan normatif dan tidak ada intervensi sama sekali,” tuturnya.

    Kemudian untuk mewujudkan berdikari di bidang ekonomi, pihaknya sudah mengcreate UMKM agar bisa maju dan tumbuh. “Kami banyak punya produk, tetapi kami belum mampu memasarkannya ke luar Jembrana. Untuk itu, Kami sudah coba melalui digital marketing dan sudah deklrasikan Jembrana sebagai Kabupaten Kreatif,” jelasnya.

    Baca Juga:  20 Media Massa di Bali Raih Mangupura Awards

    Di bidang kepribadian dalam kebudayaan, Nengah Tamba mengklaim bahwa kebudayaan di Jembrana tidak ada tandingnya di Kabupaten lain bahkan di dunia. “Kami punya jegog, makepung, jadi Negaroa ini hebat Bapak Gubernur,” pungkasnya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi