DENPASAR, Kilasbali.com – Pandemi Covid-19 yang telah terjadi setahun belakangan ini membuat pelaku budidaya lele kehilangan pelanggan mencapai kisaran angka 40 persen.
Hal itu diungkapkan pelaku budidaya lele di Peguyangan Kangin Kota Denpasar I Ketut Sudhana, Minggu (28/3/2021).
Ia mengatakan dirinya pertama kali menekuni budidaya lele karena memanfaatkan waktu luang disela-sela aktivitasnya bekerja di kantor.
Untuk menampung produksi lelenya yang melimpah, ia juga membuat kolam pancing. Disamping itu, pemilik kolam pancing lainnya di sekitar Kota Denpasar mengambil ikan lele yang berasal dari kolamnya.
Namun saat Covid-19 merebak, tantangan yang dihadapi semakin berat.
Ia menjelaskan, kendala yang dihapadi selama Covid-19 ini pasaran lele turun dari target yang biasanya.
“Yang turun itu target harga dan penjualan. Karena banyak penjual lalapan lele itu gulung tikar. Jadi target penjualan kita dan harganya berkurang. Mungkin sekitar 40 persen,” sebutnya.
Sudhana menambahkan, kendala lain yang dihadapi oleh peternak lele yakni harga pakan yang tinggi. Selama pandemi ini, harga pakan lele kerap kali mengalami kenaikan dari pabriknya.
Untuk mengakali tingginya harga pakan lele, ia pun melakukan kombinasi pakan lele antara pelet dengan usus ayam.
“Usus ayam ini kemudian dibakar, jika tidak dibakar baunya jadi busuk. Itu yang saya tempuh supaya usaha budidaya lele ini tetap jalan,” pungkasnya.(sgt/kb)