BULELENG, Kilasbali.com – Rasa solidaritas dan kesetiakawanan sosial ditunjukkan oleh organisasi Compact (Communication Primiere and Active Team) pada Sabtu (2/11/2019) sore.
Puluhan Anggota Compact yang juga gabungan dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) STAHN Mpu Kuturan Singaraja ini berkunjung ke Panti Asuhan Destawan yang berlokasi di Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng.
Rombongan dipimpin oleh Ketua Compact, Ganies Esa Manura. Mereka diterima langsung oleh Pengelola Panti Asuhan Ketut Sutrisna serta disambut hangat oleh puluhan adik-adik dari penghuni Panti Asuhan Desatawan.
Kunjungan yang berlangsung selama 5 jam itu, diisi dengan sejumlah kegiatan yang melibatkan seluruh anak panti. Seperti gerakan literasi, personality development, games dan terakhir diisi dengan penyerahan donasi.
Keceriaan anak-anak panti kian memuncah saat bermain game bersama puluhan anggota Compact, Mereka bermain di areal lapangan panti yang rimbun dan sejuk. Sesaat mereka terlihat melepas beban dari rutinitas sehari-hari, terlebih acara tersebut dilangsungkan pada Sabtu malam.
Ganies Esa Manura selaku kordinator Compact menjelaskan, dipilihnya Panti Asuhan Destawan sebagai lokasi berbagi karena merasa terpanggil. Sejauh ini, panti asuhan yang berada di tengah sawah dan dikelilingi sungai tersebut merupakan alah satu panti asuhan Hindu yang ada di Buleleng.
Lanjut Ganies, donasi yang diberikan untuk anak panti berupa bantuan sembako, alat kebersihan. Menurutnya, sudah saatnya mahasiswa harus peduli dan tanggap terhadap adik-adik kurang beruntung yang tinggal di panti asuhan.
“Ini harus kita pupuk demi rasa solidaritas terhadap adik-adik di panti. kedepan bantuan bukan hanya sembako, alat kebersihan. tetapi juga bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan yang diberikan oleh rekan-rekan mahasiswa,” ujar Ganies.
Sementara itu pengelola Panti Asuhan Destawan, Ketut Sutrisna mengapresiasi bantuan dari anggota Compact. Sutrisna mengatakan, pihaknya saat ini menampung sedikitnya 35 anak yatim-piatu di panti asuhan. mereka berasal dari 6 Kecamatan di Buleleng.
Sejauh ini, puluhan anak panti tersebut juga di sekolahkan dari jenjang SD sampai perguruan tinggi. “Kami bersyukur selalu saja ada yang peduli dengan anak-anak panti. memang kalau mengandalkan pemerintah untuk memberikan bantuan permakanan, buku, pakaian tidak mungkin. kami berharap kegiatan ini bisa kondisten,” jelasnya.
Dikatakan Sutrisna, mahasiswa bisa saja mengajar anak-anak panti sesuai dengan basic keilmuannya. menurutnya selama ini pihak panti belum mampu menghadirkan guru les privat untuk mengajar anak panti.
“Kalau bisa, adik-adik mahasiswa bisa mengajar disni. Ya pelajaran umum boleh, Agama, Ilmu Alam dan lain-lain,” pungkasnya. (ags/kb)