GIANYAR, Kilasbali.com – Petugas Damkar Gianyar selama dua bulan lebih telah berjibaku, berusaha menjinakkan bara api dan kepulan asap di areal bukit sampah TPA Temesi.
Sayangnya, usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Bahkan api kembali membesar dalam dua hari belakangan ini.
Para petugas pun memastikan tidak akan bisa menuntaskan musibah ini, jika pimpinan mereka tidak berani bersikap tegas.
Salah seorang petugas senior mengaku tidak bisa berbuat banyak, kecuali melakukan penyemprotan secara reguler tanpa adanya kepastian. Karena pimpinannya kurang tegas.
Contohnya, di beberapa areal bekas kebakaran yang sudah dituntaskan dan masih butuh pendinginan beberapa hari, malah keburu diurug sampah baru. Sehingga api kembali menyala.
“Jika TPA ini streril dari aktivitas lain kecuali penanangan kebakaran, kami yakin bisa melakukan penuntasan hingga 90 persen. Sepuluh persennya kami sisakan untuk masa pendinginan dan pengawasan dalam beberapa hari,” ungkapnya, Kamis (26/9/2019).
Berkaca dari musibah kebakaran di TPA Mandung Tabanan, pihaknya menilai penanganannya berjalan efektif. Damkar Gianyar yang juga ambil bagian dalam penangannya, menyebutkan hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk menghalau api dan bara.
Selama pemadaman, semua aktivitas persampahan dihentikan. Dua alat berat di TPA setempat juga diperbantukan.
“Selama penanganan, kami all out, dikomandoi oleh Petugas Damkar Tabanan. Kami Damkar Gianyar membantu sampai api padam sekaligus mencuri strateginya. Namun sayang teknis itu tidak bisa kami terapkan di TPA Temesi,” sesalnya.
Kini, di rumah sendiri, kebakaran TPA Temesi yang sudah berlangsung selama dua bulan lebih, benar-benar menjadi tamparan.
“Kami malu diajak main-main begini. Penanganan seperti ini justru pemborosan anggaran dan tidak akan ada hasil, kecuali ada hujan lebat berturut-turut,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Damkar dan Satpol PP Gianyar, I Made Wetha mengaku, penanganan kebakaran di TPA Temesi ini sudah sesuai SOP.
Disebutkan, kendala kebakaran di TPA Temesi, lantaran kandungan zat metan. Terlebih lagi cuacanya panas sehingga cepat terpicu.
Karena itu, pihaknya pernah mengusulkan agar OPD terkait agar membantu petugas Damkar untuk menggunakan penyemprotan zat kimia.
Atas musibah ini juga sempatt digelar rapat pimpinan yang dipimpin Pak Sekda beberapa lalu. Dimana akan ada kajian dari tim ahli UNUD serta pembahasan secara teknisblainnya.
“Musim panas begini, di beberapa TPA di daerah lainnya juga banyak terjadi. Memang di TPA lain dapat dituntaskan karena tidak ada zat metannya,” pungkasnya. (gus/kb)