JEMBRANA, Kilasbali.com – Kondisi bangunan Pasar Umum Negara di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana semakin mengkhawatirkan. Warga yang ramai beraktifitas di pasar terbesar di Jembrana pun was-was, lantaran bangunan di areal pasar yang sudah berusia tua, rusak dan membahayakan.
Bangunan berlantai dua ini tampak kropos dengan sejumlah rangka atapnya banyak yang jebol. Bahkan tidak sedikit kayu kap dan flapon yang bergelantungan yang sewaktu-waktu bisa rontok. Ironisnya di bawahnya merupakan lorong bagi pejalan kaki dan areal parkir kendaraan serta pangkalan dokar.
Salah seorang kusir dokar, Nyoman Widarsa (65) asal Banjar Baluk 1, Desa Baluk Kecamatan Negara yang mengaku khawatir dengan kondisi bangunan yang membahayakan ini. Apalagi sudah pernah menimpa pengunjung.
“Pasar dan toko ini direhab setelah gempa tahun 1976, dan sampai sekarang belum ada perehaban lagi,” ujar kusir dokar yang sudah mangkal di depan pasar sejak 1980, Minggu (25/8/2019).
“Takut diem di depan toko. Sangat berbahaya, apalagi saat ada angin kencang, kadang-kadang atapnya jatuh sendiri. Sudah ada supir truck tertimpa kayu dan flapon. Padahal setiap hari banyak warga yang beraktiftas dibawahnya,” imbuhnya .
Hal senada juga dikatakan Ketut Budiasa (51) yang sudah puluhan tahun menjadi kuli panggul di pasar ini. Warga asal Pohsanten mengatakan bahwa atap bangunan yang keropos kerap jatuh sendiri, bahkan saat warga tengah beraktifitas.
“Saya pernah saat angkut barang nyaris tertimpa usuk yang patah,” tuturnya seraya berharap, bangunan pasar bisa diperbaiki sehingga aman bagi warga yang beraktiftas di areal pasar ini.
Sementara itu, Kadis Koperindag Jembrana, I Komang Agus Adinata mengatakan, dari sembilan pasar yang kembali dikelola Dinas Koperindag Jembrana sejak tahun 2018 lalu, hanya Pasar Umum Negara saja yang hingga kini belum berhasil direvitalisasi.
“Memang susah. Selain membutuhkan anggaran yang besar, juga pedagang yang menolak untuk dipindahkan sementara. Kami harus kondisikan dulu kepentingan masyarakan di bawah. Kalau yang ruko di depannya itu memang sudah tua dan perawatannya swadaya. Kami akan kumpulkan pedagangnya dulu,” kilahnya. (gus/kb)