GIANYAR, Kilasbali.com – Berawal dari sebuah foto yang diunggah oleh seorang pemancing, jembatan Sungai Sangsang di Perbatasan Desa Tulikup dan Lebih, Gianyar kini jadi Ramai didatangi warga dan YouTuber. Terlebih, setelah Petugas BPBD Gianyar turun lokasi, memastikan keberadaan buaya itu bukan hoaks. Namun sayang, meski posisinya sempat ditemukan, namun buaya itu keburu menyelinap ke air sebelum sempat ditangkap.
Temuan buaya itu pertamakali diketahui oleh Ketut Budiawan (31) warga Banjar Roban, Bitera, Gianyar saat mancing ikan di muara Sungai Sangsang.
Saat itu Ketut melihat seekor buaya sedang berjemur diatas kayu di Sungai, Senin (21/6/2021) sekitar pukul 11.00 WITA. Saksi Ketut Budiawan sempat mengabadikan buaya jenis muara tersebut dan menyampaikan ke masanger.
Kemudian hasil jepretan HP Ketut Budiawan menjadi ramai di media sosial, sehingga Selasa (22/6/2021), BKSDA, Bali Safari, Kepolisian dan sejumlah instansi terkait turun ke lokasi.
Kontan saja muara sungai yang ada di Jalan Baypass Prof IB Mantra ramai oleh warga yang penasaran menonton petugas memburu corocodil tersebut.
Ketut Budiawan yang ditemui di lokasi mengatakan awalnya dia mencing ikan dimuara Sungai Sangsang pada Senin (21/6/2021).
Sekitar pukul 11.00 WITA dirinya melihat seekor buaya dengan mulut terbuka berjemur di atas kayu. Budiawan kemudian sempat memfoto dengan HP nya. Tak berselang lama kemudian buaya tersebut hilang.
Atas informasi itu, tim terpadu langsung melalukan pencarian. Bahkan ada seorang warga membawa seekor bebek untuk memancing buaya tersebut. Hasilnya buaya tersebut ditemukan di pinggir muara. Warga pun ramai mendatangi lokasi karena penasaran akan buaya tersebut.
Kepala SKW II BKSDA Bali, Sulistyo Widodo mengatakan dirinya mengaku sudah melihat foto buaya jenis buaya muara atau bahasa crocodylus porosus. Berdasarkan data selama ini di Bali tidak ada habitat jenis ini.
Diperkirakan buaya jenis ini sebelumnya dipelihara, namun karena buaya sudah besar dan situasi covid-19 sehingga buaya dilepas.
Upaya yang dilakukan menangkap langsung, menggunakan perahu, ada yang langsung ditangkap oleh ahlinya dan tekniknya, biasa menggunakan prangkat yang menggunakan box di isi pakan atau dilakukan dengan cara dijaring dikasi upan dan di lepas jaringnya.
Bila buaya tersebut ditangkap, sebutnya, akan dikarantina dan direhabilitasi oleh balai konservasi terdekat. Karena buaya tersebut hanya bisa dilepasliarkan di habitatnya di Taman Wai Kambas, Lampung. (ina/kb)