GIANYAR, Kilasbali.com – Pasca kebakaran hebat yang meratakan Pasar Blahbatuh, kendaraan yang melintas di Kawasan Catus Pata Blahbatuh masih merangkak, Kamis (16/6/2021). Karena di pinggir jalan, masih ada kerumunan warga, baik dari para pedagang pasar yang menjadi korban, warga umum ataupun pengguna jalan yang berhenti. Untuk mamastikan areal pasar gosong itu stril, aparat kepolisian pun memasang garis polisi.
Sementara para pedagang yang menderita kerugian puluha hingga ratusan juta, juga dibayangi kekhawatiran akan tergusur dari Pasar tersebut secara permanen. Pantauan di lokasi, sejumlah Pedagang berharap bisa memeriksa tempatnya berjualan untuk mencari sejumlah barang yang diharapkannya masih disisakan oleh Si Jago Merah.
Namun, keinginan itu terhadang garis polisi, karena areal Pasar Blahbatuh yang gosong itu, kini disterilkan. Para pedagang pun berkumpul di sejumah titik, dan berharap mendapatkan informasi dari instansi terkait, demikian juga nasib mereka untuk ke depannya.
Terlebih, sebelumnya areal Pasar blahbatuah itu sempat diisukan akan diratakan dan dialihfungsikan menjadi taman. I Made Sugiarta dan Kadek Dwi Antara yang ditemui di lokasi mengungkapkan jika mereka tidak menyangka akan terjadinya kebakaran pasar Blahbatuh yang menghanguskan barang dagangannya.
Pria asal Banjar Banda, Desa Saba dan Banjar Tubuh, Blahbatuh ini mengaku sama-sama menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Karena dua korban ini memiliki lebih dari dua toka di Pasar setempat.
Tidak hanya menyesali diri dengan kerugian material yang dideritanya, para pedagang ini juga dibayangi rasa was-was tidak akan bisa berjualan di Pasar itu lagi. Karena mereka sempat mendapat informasi, jika kemungkinan pasara itu akan dibanguan kembali sangat kecil.
Apalagi, Pemerintah Pemkab Gianyar sempat berencana akan mengalihfungsikan pasara itu menjadi taman. “Kami sudah berjualan selama puluhan tahun, kalau kami digusur dari pasar ini untuk seterusnya, derita kami akan semakin parah,” was-wasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Blahbatuh, I Made Sudiangga menilai Pasar Yadnya Blahbatuh yang sudah diresmikan tahun 2015, sangat refresentatif untuk dijadikan tempat relokasi para pedagang korban kebakaran Pasar Blahbatuh, kalaupun pasar ini tidak bisa menampung semua pedagang, Desa Adat Blahbatuh disebutnya masih memiliki lahan yang luas di belakang pasar untuk menampung semua pedagang.
“Selama ini kios-kios di Pasar Yadnya hany dijadikan gudang olah sebegian esar pedang di Pasar Blahbatuh, ini lag saat untuk memaksimalkan Pasar Yadnya,” ungkapnya.
Sudiangga juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Bupati Mahayastra, karena dinilai sangat peduli dengan warganya yang terkena musibah dan cepat tanggap.
Terlebih lagi, Rabu pagi, Bupati Mahayastra langsung menyikapi nasib para pedagang yang menjadi korban kebekaran Pasar Umum Blahbatuh ini. Yakni dengan mengadakan rapat bersama Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Mayun, Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, BPBD, Disperindag, BPKAD dan asisten pemerintahan.
“Nasib para korban sudah langsung direspon dan Pak Bupati kami ketahui sudah menyiapkan dana bantuan stimulusasi untuk para pedagang yang menjadi korban musibah ini,” bangganya.
Sementara itu, usai rapat, Bupati belum dapat memastikan apakah pasar yang gosong ini akan diperbaiki. Bupati membenarkan jika sebelum musibah ini terjadi, pihaknya sejak dulu ingin menjadikan lahan di pasar lama ini untuk taman, yang berisi patung Kebo Iwa dan Gadjah Mada yang bergandengan tangan, sebagai simbol kejujuran, kepolosan, kekuatan dan kecerdasan.
Namun demikian, Musibah kebakaran yang terjadi ini benar-benar membuatnya sangat prihatin. “Masyarakat Gianyar itu lurus-lurus saja, tulus, tolong jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu. Meskipun masyarakat dan pihak puri sudah menyetujui jika Pasar itu dijadikan taman,” ungkapnya.
Dalam rapat terkait kebakaran Pasar Blahbatuh, pihaknya membahas langkah cepat dan tepat yang harus kita ambil. Salah satunya dengan memberikan stimulasi berupa bantuan pada pedagang yang terbagi dalam beberapa klaster.
Adapun klaster yang dimaksudkan ini adalah, pedagang toko, los, kios dan pelataran. Tujuannya, agara para korban bisa memenuhi kebutuhan hidup satu hingga dua bulan. “Dari klaster ini, gambarannya pedagang took mendapatkan bantuan sekitar Rp 3 juta per orang. Los atau kios Rp 2 juta per orang, sedangkan pedagang di plataran Rp 750 ribu per orang,” terangnya.
Mengenai rencana empat relokasi para pedagang, pihaknya sudah memiliki dua opsi. Yakni bekas pasar relokasi pedagang Pasar Seni Sukawati di Lapangan Sutasoma, Sukawati dan Pasar Yadnya Blahbatuh yang berada di barat pasar yang terbakar saat ini.
“Kalau Pasar Yadnya Blahbatuh lebih dekat. Bahkan Jero Bendesa Blahbatuh sangat kooperatif dan mempersilahkan lahan 25 are di belakang Pasar Yadnya untuk memenuhi semua pedagang,” pungkasnya. (ina/kb)