DENPASAR, Kilasbali.com – Ternyata minat terhadap buah lokal cukup tinggi. Buktinya, pangsa pasar Bali Food Industry ini, tidak hanya lokal Bali. Namun juga merambah ke Nusa Tenggara hingga tembus ke Palembang.
“Permintaan tertinggi dari Bali dan juga Nusa Tenggara,” kata CEO Bali Food Industry, Made Indra Dananjaya di sela upacar melaspas New Factory Bali Food Industry di Jalan Trengguli I, Denpasar, Bali, Sabtu (22/2).
Menurutnya, buah lokal ini dipasarkan di hotel, restoran, hingga café, baik yang ada di Bali maupun luar Bali, sehingga wisatawan asing maupun domestik mengetahui dan familiar dengan buah lokal.
“Kami juga memenuhi permintaan dari pabrik es cream, industri, dan supermarket. Per bulan kami melayani 60 – 80 ton buah lokal, dan per tahun itu 600 – 800 ton,” sebutnya.
Buah lokal yang diproduksinya mulai dari stroberi, pisang, mangga, alpukat, nanas, buah naga, serta buah lokal lainnya. “Buah lokal ini kami ambil dari petani langsung,” katanya
Dia menambahkan, Factory Bali Food Industry untuk menampung produksi buah lokal dari petani langsung. Mengingat saat panen raya produksi melimpah. Namun sayang harganya anjlok, sehingga hasilnya dibuang.
“Jadi kami berusaha menyelamatkan kondisi para petani itu. Apalagi di Bali sebagai destinasi pariwisata, maka menyikapi itu, kami menampung buah produksi para petani dengan produk buah frozen/beku. Jadi tidak ada lagi buah dari petani yang terbuang sia-sia,” pungkasnya. (jus/kb)