PemerintahanPendidikanTabanan

Brida Tabanan Kaji Konten Lokal Penyumbang Inflasi Saat Hari Raya

TABANAN, Kilasbali.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Tabanan sedang melakukan kajian terhadap konten-konten lokal yang menyumbang terjadinya inflasi di saat momen hari raya di Bali.

 

Hasil kajian terhadap konten-konten lokal yang menyumbang inflasi di saat momen hari raya seperti Nyepi, Galungan, dan Kuningan ini bisa menjadi bahan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan dalam mengendalikan tingkat inflasi.

 

Seperti dijelaskan Pejabat Fungsional Perencana Brida Tabanan, Ida Ayu Wardiani, kajian terhadap konten-konten lokal tersebut didasari sifat inflasi di Bali yang khas. Khususnya pada saat momen-momen hari raya seperti Nyepi, Galungan, dan Kuningan.

 

Baca Juga:  Pemprov Bali Raih Opini Kualitas Tertinggi Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

“Memang (inflasi) di Bali punya kekhasan dibandingkan daerah-daerah lainnya. Terutama pada saat hari raya di Bali,” jelas Wardiani, Jumat (13/12).

 

Kekhasan itu disebabkan adanya beberapa konten-konten lokal yang di saat momen hari raya mengalami peningkatan harga di samping kebutuhan pokok.

 

Ia mencontohkan, konten-konten lokal tersebut antara lain daging babi hingga kebutuhan upacara seperti canang dengan segala komponennya.

 

“Misalnya canang sari dengan bahan-bahannya mulai bunga, janur, dan sebagainya. Kemudian daging babi,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemkot Denpasar Jaga Stabilitas Harga dan Inflasi Jelang Nataru

 

Dengan menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mahasaraswati Denpasar, Brida hendak mengkaji sejauh mana konten-konten lokal ini memberikan kontribusi terhadap tingkat inflasi suatu daerah.

 

Kemudian, hasil kajian tersebut nantinya akan dipakai sebagai acuan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan intervensi untuk mengendalikan tingkat inflasi.

 

“Misalnya janur. Di Tabanan juga menghasilkan janur. Apakah nanti (kebijakannya) lewat pembibitan yang didukung oleh Dinas Pertanian. Begitu juga dengan daging babi,” ujarnya mengilustrasikan.

Baca Juga:  Ini Besaran UMP Bali 2025

 

Dengan kata lain, kajian tersebut tidak hanya mengukur kontribusi konten-konten lokal terhadap tingkat inflasi yang terjadi. Namun, kajian ini juga akan menjadi rekomendasi maupun pegangan bagi pemerintah daerah untuk menempuh kebijakan untuk mengendalikan tingkat inflasi.

 

Wardiani menjelaskan, kajian ini diawali dengan Forum Group Discussion (FGD). Proses kajian ini berlangsung dari November-Desember 2024. “Sekarang ini (konten-konten lokal) masih di inventaris. Sejauh ini baru daging babi dan kebutuhan sarana upacara,” pungkasnya. (c/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi