DENPASAR, Kilasbali.com – Osteoporosis adalah kondisi di mana kepadatan dan kekuatan tulang berkurang secara signifikan, sehingga meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada usia lanjut. Saat ini, di seluruh dunia ada jutaan orang hidup dengan osteoporosis, dan banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya hingga terjadi patah tulang.
“Hari Osteoporosis Sedunia atau “World Osteoporosis Day”, yang diperingati setiap tanggal 20 Oktober, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan tulang dan cara mencegah osteoporosis,” ujar dr Indry Agatha Rihi Pake, dalam diskusi santai membahas osteoporosis di Denpasar, Sabtu (19/10/2024).
Osteoporosis katanya, berasal dari kata “osteo” yang berarti tulang, dan “porosis” yang berarti pori-pori atau rongga, pada orang yang mengalami osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh dan rentan patah, terutama pada area seperti pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Penyakit ini seringkali disebut sebagai “silent disease” karena tidak menunjukkan gejala nyata hingga terjadi patah tulang.
Lantas, mengapa perlu memperhatikan osteoporosis? Menurut data, sekitar 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di seluruh dunia berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Selain itu, angka prevalensi osteoporosis selalu meningkat seiring dengan bertambahnya usia, yang berarti lebih banyak lansia akan terpengaruh.
“Patah tulang yang disebabkan osteoporosis dapat berdampak besar pada kualitas hidup, mengurangi mobilitas, meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, hingga menyebabkan kecacatan,” jelas dokter Indry, seraya menyarankan agar lebih baik mencegah osteoporosis sejak dini sebelum terlambat.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis, di antaranya usia, di mana seiring bertambahnya usia, kepadatan tulang akan menurun. Pada wanita lebih berisiko dibandingkan pria karena penurunan kadar estrogen setelah menopause.
“Termasuk, faktor riwayat keluarga, jika ada anggota keluarga dengan osteoporosis, risiko Anda lebih tinggi. Pada faktor pola makan, bila kekurangan kalsium dan vitamin D dapat mempengaruhi kesehatan tulang, serta faktor gaya hidup akibat kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan,” katanya.
Mencegah osteoporosis sebaiknya dimulai dari diri sendiri dan pencegahan osteoporosis sebenarnya bisa dilakukan sejak dini melalui beberapa cara untuk menjaga kesehatan tulang. Pastikan makanan yang dikonsumsi kaya akan kalsium, seperti produk susu, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan, serta mengandung vitamin D yang penting untuk penyerapan kalsium, dan bisa diperoleh dari paparan sinar matahari atau suplemen.
Konsumsi pula makanan yang kaya magnesium dan zinc untuk menjaga kesehatan tulang. Sebsb, magnesium membantu metabolisme kalsium dan vitamin D, sedangkan zinc berperan dalam pembentukan tulang. Siapapun bisa mendapatkan magnesium dari sayuran berdaun hijau, biji-bijian seperti kacang-kacangan, sementara zinc dapat ditemukan dalam makanan seperti daging tanpa lemak, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Lakukan olahraga teratur dan pertahankan berat badan ideal, sebab melalui latihan beban dan latihan keseimbangan dapat memperlambat proses pengeroposan tulang, membantu memperkuat tulang dan mengurangi risiko jatuh. Pada kondisi underweight dapat meningkatkan risiko osteoporosis karena tubuh mungkin kekurangan cadangan nutrisi yang penting untuk kesehatan tulang.
Untuk itu, dokter Indry menyarankan, sebaliknya, kelebihan berat badan (obesitas) bisa memberikan tekanan berlebihan pada tulang, terutama sendi. Menjaga berat badan ideal dengan pola makan seimbang dan olahraga adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan.
Juga kurangi asupan garam, sebab terlalu banyak garam dapat meningkatkan ekskersi kalium melalui urin, yang bisa menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Batasi konsumsi makanan olahan dan junk food yang biasanya mengandung garam tinggi, serta perhatikan asupan natrium dari bumbu masakan, termasuk hindari merokok dan batasi alkohol, karena merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat melemahkan tulang.
“Stres kronis dapat mempengaruhi kesehatan tulang melalui peningkatan kadar kortisol, yang dikenal sebagai hormone stres. Kortisol berlebih bisa mengganggu penyerapan kalsium dan proses pembentukan tulang, sehingga praktikkan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aktivitas yang Anda nikmati untuk menjaga kesehatan mental dan fisik,” saran dokter Indry.
Rajin berjemur di bawah sinar matahari atau paparan sinar matahari pagi selama 10-15 menit dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang penting untuk penyerapan kalsium, terutama di antara pukul 7-9 pagi. Namun, hindari paparan sinar matahari berlebihan yang dapat merusak kulit, bagi yang memiliki faktor risiko, seperti riwayat keluarga atau usia lanjut, penting untuk melakukan pemeriksaan kepadatan tulang.
Untuk itu, Hari Osteoporosis Sedunia adalah kesempatan bagi semua orang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang. “Mari bersama-sama berkomitmen untuk menjalani gaya hidup sehat dan membantu menyebarkan informasi ini kepada orang-orang terdekat. Kita bisa membantu mencegah osteoporosis di masa depan dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik pada usia tua,” ajak dokter Indry. (Kb/djo)