Ekonomi BisnisGianyarSeni Budaya

Harga Komoditi Upacara Melambung, Beras Premium Rp 17 Ribu per Kilogram

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meski sudah menjadi tradisi, kenaikan komoditi kelengkapan upacara menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Nyepi dan menyambung  Idul Fitri, kini terbilang lebih masif.

    Kondisi ini dipicu oleh tingginya harga komoditi pokok, terutamanya beras, dan komoditi olahannya maupun lainnya pun menjadi berlomba lambungkan harga.

    Dari pantauan, Selasa (18/2), harga beras yang masih belum terkendali berdampak pada sejumlah hal dalam kehidupan masyarakat.

    Terutama masyarakat Bali yang tidak lama lagi akan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan kemudian disusul Hari Raya Nyepi. Dimana biaya upakara menjadi membengkak.

    Olahan beras seperti pangkonan ataupun kepelan, tumpeng yang berbahan beras harganya juga naik. Yang awalnya harganya dari Rp 2500-3000 sekarang naik menjadi Rp 4000, bahkan lebih. Kondisi ini diakui oleh sejumlah pedagang alat upacara.

    Baca Juga:  Rusak Moral dan Budaya Bali, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

    Menurut keterangan salah seorang pedagang di Pasar Yadnya Blahbatuh, I Made Sugiarta, harga ini diperkirakan akan terus merangkak naik mendekati Hari Raya Galungan dan Kuningan. Karena pengrajin pangkonan kesulitan mencari beras yang biasa. Sementara beras premium harga sangat tinggi.

    “Kalau mereka pakai beras premium yang harga sudah menyentuh Rp 17 ribu per kilogram, untuk menjualnya mereka tidak bisa, karena harga perbungkus jatuhnya akan mahal,” jelasnya.

    Kenaikan drastis juga terjadi pada komoditi bunga Mitir yang kini sudah di harga Rp 35.000/kg yang sebelumnya Rp 10.000/kg. Disusul harga bunga Pacar Galuh yang sebelumnya di harga Rp 8.000 kini sudah di angka Rp 14.000/kg.

    Baca Juga:  Program Makan Siang Gratis Siap Gass di Gianyar

    Dari data dari Disperindag Gianyar beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga sebelum Hari Raya Galungan adalah Bawang Merah yang sebelumnya Rp 22.000/kg kini sudah beranjak ke harga Rp 34.000, demikian juga bawang putih yang semula Rp 25.000/kg kini sudah pada harga 35.000/kg.

    Disisi lain harga sembako lainnya yang masih tidak bisa dikendalikan adalah harga beras yang HET di Rp 13.900/kg kini naik bertahan di angka Rp 16.500-17.000/kg. Demikian juga Gula Pasir yang HET Rp 13.500/kg kini di PRG dengan harga Rp 17.000/kg.

    Menariknya harga buah impor cenderung stabil. Seperti Apel dengan harga di kisaran Rp 30.000/kg, jeruk sunkist dengan harga Rp 33.000/kg, anggur merah di kisaran Rp 45.000/kg. Sedangkan komoditi buah lokal seperti pisang dengan harga di kisaran Rp 20.000/juring.

    Kabid Pemantauan Harga Komoditas Pasar Perindag Gianyar, Henny Sriwahju menjelaskan naiknya harga beras disebabkan karena secara nasional rata-rata sudah selesai panen. “Panen padi sudah berkurang drastis, kondisi ini menset harga beras bertahan,” jelas Sriwahju.

    Baca Juga:  Jalan Pengosekan Ubud Mulus - Lalin Ngalir

    Dalam kondisi tersebut, Sriwahju berharap kepada pedagang untuk tidak menaikkan harga melambung atau menimbun dagangan untuk di jual pada puncak pembelian bumbu dan kebutuhan upakara. “Harapan kami kepada pedagang agar mencari untung sewajarnya agar masyarakat yang tidak mampu juga bisa merayakan Galungan,” imbaunya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi