PolitikTabanan

Delapan Penghuni Sentra Mahatmiya Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

    TABANAN, Kilasbali.com – Sebanyak delapan orang penghuni Sentra Mahatmiya Bali turut berpartisipasi dalam Pemilu 2024 pada Rabu (14/2).

    Dari delapan orang tersebut, tiga di antaranya merupakan penyandang disabilitas sensoris netra atau tuna netra dan satu orang lansia.

    Selanjutnya, dua orang PRSE atau perempuan rawan sosial ekonomi, dan satu orang PMIB atau pekerja migran Indonesia bermasah.

    Kedelapan orang penghuni Sentra Mahatmiya Bali tersebut menggunakan hak pilihnya di TPS 004 dan TPS 005 Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. Kebetulan dua TPS itu berada di halaman Sentra Mahatmiya Bali.

    Baca Juga:  Tabanan Masuk Zona Kuning Jelang Hari Pencoblosan Pilkada 2024

    Seluruh penghuni Sentra Mahatmiya ini terdaftar sebagai pemilih tambahan atau masuk ke dalam DPTb. Mereka seluruhnya hanya mendapatkan satu surat suara yakni pemilihan presiden dan wakil presiden.

    “PM (penerima manfaat) yang berpartisipasi (dalam Pemilu 2024) ada sembilan orang. Tapi ada satu yang tidak terdaftar. Kami dapat informasi, satu orang ini tidak masuk dalam daftar (DPTb),” jelas Pekerja Sosial di Sentra Mahatmiya, Elia Farida.

    Dengan demikian, hanya ada delapan orang penghuni Sentra Mahatmiya yang bisa menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024.

    Baca Juga:  Sebuah Toko di Penebel Kebakaran Hingga Rugi Rp 1 Miliar

    “Tiga di antaranya disabilitas sensoris netra. Sisanya kluster lain seperti lansia satu orang, dua PRSE, dan dua PMIB,” sebutnya.

    Dari tiga orang penyandang disabilitas sensoris netra atau tuna netra, Supriyono (33), merupakan salah satunya yang menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024.

    Ia mengaku tidak terkendala apapun saat mencoblos karena dibantu dengan menggunakan papan Braille. “Tidak ada kendala. Cuma dapat surat suara presiden. Tadi dibantu pakai papan Braille,” tuturnya.

    Baca Juga:  Hari Ini Gedung Mal Pelayanan Publik Tabanan yang Baru Mulai Beroperasi

    Supriyono mengatakan, ia hanya mendapatkan surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden karena ber-KTP di luar TPS 004 Banjar Anyar.

    “Saya kan pendatang. Jadi tidak bisa coblos DPR. KTP saya Lumajang,” sebut Supriyono yang baru menghuni Sentra Mahatmiya Bali pada Februari 2023 lalu ini.

    Sebagai penyandang disabilitas, Supriyono mengaku tidak banyak menaruh harapan terhadap pemimpin bangsa terkecuali Indonesia yang semakin maju dan tidak ada lagi korupsi. “Semoga Indonesia semakin maju dan tidak ada yang korupsi lagi,” ujarnya. (c/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi