DenpasarPemerintahan

Studi Tiru Program Bangga Kencana, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel Kunjungi Bali

    DENPASAR, Kilasbali.com – Penanggung Jawab Bidang Dalduk Perwakilan BKKBN Provinsi Bali mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Putu Sumerta menerima kunjungan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan di Ruang Pertemuan Wacika, Denpasar, Bali, Rabu (1/11).

    Kunjungan kerja ini dalam rangka study tiru peningkatan capaian program Bangga Kencana terutama dalam Percepatan penurunan stunting dan Kampung Keluarga Berkualitas.

    Pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin mengatakan bahwa Provinsi Bali dianggap baik dalam pelaksanaan program Bangga Kencana khususnya percepatan penurunan stunting

    “Dengan mengunjungi Provinsi Bali, Provinsi Sulawesi Selatan dapat mencontoh khususnya dalam percepatan penurunan stunting sehingga kami juga bisa dibawah nasional,” katanya.

    Dikatakan, Sulawesi Selatan sendiri berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 prevalensi stunting masih diatas nasional yaitu 27,2 persen.

    “Kami tahu bahwa prevalensi stunting di Provinsi Bali terendah se-Indonesia, ini juga yang menarik bagi kami untuk melihat apa saja yang telah dilakukan, sehingga kita dapat mencontoh upaya strategi dari Bali,” jelasnya

    Selain itu, dikatakan oleh Shodiqin bahwa kunjungan tersebut juga membahas terkait capaian realisasi DAK serta pengelolaan Dashat di Kampung KB Provinsi Bali

    Baca Juga:  Doa Bersama Lintas Agama untuk Sukseskan Pilkada Serentak di Bali

    Terkait pelaksanaan penurunan stunting di Bali, Perwakilan Satgas Stunting, dr Ayu menjelaskan bahwa walaupun prevalensi stunting terendah di Bali, namun masih giat untuk berkolaborasi untuk percepatan penurunan stunting khususnya pada kesiapan calon pengantin.

    “Yang masih jadi catatan di Provinsi Bali adalah capaian skrining kesehatan bagi catin (laporan ELSIMIL) masih rendah, sehingga ini yang kami usahakan melibatkan majelis desa adat karena di Bali memiliki budaya yang berbeda,” jelasnya.

    Sebelumnya, dijelaskan oleh dr Ayu bahwa koordinasi internal dan eksternal dilakukan untuk membahas hal-hal urgensi.

    dr Ayu menjelaskan bahwa dari hasil diskusi tersebut dengan lintas sektor khususnya dengan majelis Desa Adat maka dilakukan penandatanganan MoU

    “Dari MoU ini, maka majelis desa adat mengeluarkan surat edaran untuk mewajibkan skrining kesehatan kepada seluruh calon pengantin di wilayah Bali sehingga ini dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut dan stunting di Bali bisa lebih rendah lagi atau bahkan zero,” jelasnya.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gelar Pelaksanaan Orientasi PPPK 2024

    Sementara itu, Ketut Dharmayasa Analis Pengelolaan Keuangan APBN ahli muda menjelaskan bahwa upaya dalam mencapai realisasi DAK adalah melalui pelaksanaan Advokasi ke Inspektorat Provinsi Bali dalam rangka permohonan pendampingan pengelolaan DAK Sub Bidang KB di Kab/Kota serta menambahkan kegiatan DAK Sub Bidang KB ke dalam Komitmen Sasaran Kinerja antara Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dan Kepala OPD KB Kab/Kota

    “Dari upaya tersebut cukup ada peningkatan dari yg sebelumnya di tahun 2021 capaian realisasi DAK Fisik 60.01% menjadi 72,96 % di tahun 2022. Ini juga masih menjadi PR bagi kami untuk meningkatkan capaian DAK, sehingga kami sangat senang dengan kunjungan Sulawesi Selatan karena dapat menjadi alat diskusi kita bersama terkait realisasi DAK fisik yang notabene Sulawesi Selatan sudah baik di atas Bali yaitu 94,27%,” jelasnya.

    Baca Juga:  Lepas Peserta Jalan Sehat HUT ke-53 KORPRI, Sekda Bali Dewa Indra Tegaskan Pentingnya Netralitas

    Kegiatan akan dirangkaikan dengan kunjungan Kampung KB di Desa Dalung. Provinsi Bali sendiri telah membentuk sebanyak 384 Desa dan Desa Dalung merupakan salah satu Desa dengan Kampung KB terbaik.

    “Desa Dalung memiliki gerakan Dalung dalam mendukung program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dan telah menerima apresiasi penghargaan di lini lapangan melalui GARDA yaitu Gerakan Dalung Sehat pada 1000 hari pertama kehidupan sebagai upaya preventif dalam percepatan penurunan stunting,” jelas Putu Sumerta.

    Kunjungan ini dihadiri oleh 41 peserta yang terdiri dari Kepala OPD-KB Kab/Kota dan unsur tim perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan. (dian/bkkbn/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi