GIANYAR, Kilasbali.com – Sebagai cerminan pimpinan Bumi Seni, bersama awak media Bupati Mahayastra juga fasih memotong daging babi hingga ngadonan Lawar, Senin (31/7).
Kegiatan ini merupakan tradisi yang sudah dijalaninya selama 20 tahun lebih dengan tujuan memperat jalinan silahtruhami menjelang hari raya bersama lingkungannya.
Secara pribadi di hari itu, secara pribadi Bupati Mahayastra membagikan 1,5 ton daging babi. “Itu belum termasuk pemotongan yanng diinisiasi di masing-masing OPD. Khusus saya pribadi hanya 1,5 ton hari ini. ” ujarnya.
Diungkapkannya, kegiatan nampah bersama ini sudah ditradisikan bahkan sejak 20 tahun silam. “Saya lakukan ini sejak jadi Ketua DPRD. Artinya sudah hampir 20 tahun,” ungkapnya.
Tradisi nampah bersama ini dilakukan bersama staf terdekatnya. Terutama para loyalis yang setiap saat mendampinginya dalam berkegiatan.
“Saya melakukan ini di staf saya yang terdekat. Dulu di DPRD lingkaran saya, sopir, staf, 20 tahun lebih sudah,” jelasnya.
Bagi Mahayastra, momentum Penampahan Galungan inilah waktu yang tepat untuk berbagi. Dari bos ke anak buah, dari pengusaha ke karyawan, dari yang punya rejeki lebih kepada yang membutuhkan.
“Hari ini lah kesempatan bagi kita berbagi, bagi yang punya rejeki lebih ini jadi momentum untuk menjalin silaturahmi dengan orang sekitar, keluarga besar, staf, berbagilah hari ini untuk sesama, sehingga semakin erat hubungan kita,” ajaknya.
Di samping itu, nampah bersama ini juga bermanfaat juga untuk kalangan peternak babi. Terutama ketika harga babi tidak seperti yang diharapkan peternak.
“Sekarang kebetulan harga babi lagi murah tidak bagus bagi petani, sehingga apa yang kita lakukan ini juga pasti mendongkrak peternak babi,” ujarnya.
Mahayastra juga meyakini para peternak bisa tetap gembira karena di hari Penampahan Galungan sebagian besar Krama Bali menjalankan tradisi nampah.
“Hari ini tentu saya yakin sampai Penampahan besok beribu ribu babi dipotong, khususnya di Gianyar. Mudahan ini bisa mengangkat harga minimal bertahan,” jelasnya.
Jika ada 500an Banjar di Gianyar dan setiap Banjar nampah 10 ekor, maka ada lebih dari 5.000an ekor babi yang dipotong. “Data sih belum, tapi dilihat dari jumlah Banjar tinggal dikalikan. Tidak mungkin Galungan ini tidak makan babi, karena ini tradisi kita,” ujar Mahayastra.
Setelah memotong babi, Mahayastra menyempatkan ngadukan adonan lawar yang disiapkan oleh pegawai Pemkab Gianyar di halaman kantor Bupati Gianyar.
Setelah itu, Mahayastra menikmati santapan lawar bersama Sekda Kabupaten Gianyar Dewa Gede Alit Mudiarta, Kepala Inspektorat Ngurah Bem serta pejabat terkait lainnya. (ina/kb)