GIANYAR, Kilasbali.com – Harga babi potong naik jelang Galungan pada awal tahun 2023. Menariknya, konsumen memilih babi dari peternak tradisional, dibandingkan dengan peternakan.
Seorang peternak babi tradisional di Desa Petulu, I Wayan Iwas tampak semringah merawat babinya yang tinggal hitungan hari akan terjual. Karena harga babi potong naik jelang Galungan.
Memastikan berat babinya maksimal, asupan pakan pun ditingkatkan. “Tiga ekor babi saya ini sudah dibeli untuk patungan di desa. Mudah-mudahan peningkatan beratnya melonjak beberapa hari ini,” harapnya, Kamis (8/12).
Mengenai harga babi hidup, pihaknya belum berani memastikan. Sebab di setiap desa terkadang ada sedikit selisih. Dari informasi yang diterimanya kini harga babi hidup sudah mencapai Rp 40 ribu per kilo.
Dirinya pun yakin akan merangkak lagi karena permintaan pasti banyak. “Mudah-mudahan bisa tembus Rp 45 ribu. Apalagi babi hasil ternak rumahan begini yang dicari,” yakinnya.
Sementara itu, dari data Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, saat ini polulasi ternak Babi 90.579 ekor. Ternak Babi ini didominasi peternak di Kecamatan Payangan dan Tegalalang.
Kabid Produksi Ternak, Anak Agung Parwata, menjelaskan populasi di Kecamatan Payangan dan Tegalalang mencapai 60.000 ekor sedangkan sisanya di kecamatan lain. Sedangkan rata-rata peliharaan warga sebanyak 10 ekor.
Dikatakannya, harga Babi hidup siap potong Rp 39 ribu per kilo, dimana sebelumnya harga Babi potong hidup rata-rata 35 ribu per kilo.
Yang menariknya, di Gianyar tidak ada yang memelihara Babi jenis Bali. Yang dipelihara adalah jenis Babi Sadleback dan Landrace.
Bibit jenis ini lebih cepat besar dan daging isinya lebih banyak. Sedangkan Babi Bali lebih dominan berlemak, sehingga tidak diminati konsumen.
“Jenis Sadleback dan Landrace lebih mudah dipelihara dan pakannya tersedia di pasaran,” jelas Gung Parwata. (ina/kb)