GIANYAR, Kilasbali.com – Sempat bernafas lega lantaran anaknya sudah diterima di sekolah, kini para orang tua siswa dirundung rasa was-was lagi. Dalam kondisi ekonomi sekarang ini pembiayaaan menjadi beban. Terlebih di awal tahun ajaran ini, dalam memenuhi seragam sekolah yang membutuhkan uang jutaan rupiah.
Sementara itu, keluhan orangtua siswa kerap di pingpong. Bahkan pihak Dinas Pendidikan Gianyar, menegaskan jika pengadaan seragam bukan ranah Disdik, namun dikembalikan ke masing-masing sekolah, sehingga bila ada orang tua siswa yang mempertanyakan hal tersebut ke Disdik itu salah alamat.
“Tidak ada aturan terkait pengadaan seragam, sehingga pengadaan seragam di kembalikan ke sekolah,” ungkap Kadisdik Gianyar, I Made Suradnya, Senin (18/7).
Ditegaskan, Disdik tidak ada intervensi terkait pengadaan seragam tersebut. Mengenai pengenaan seragam pada siswa SD dan SMP pada hari Senin dan Selasa adalah putih biru bagi siswa SMP dan Putih merah hati pada siswa SD. Pada hari rabu mengenakan batik, Kamis mengenakan pakaian adat Bali, Jumat dan Sabtu mengenakan pakaian Pramuka.
“Ditambah satu set pakaian olahraga, variatifnya diserahkan kepada sekolah masing-masing,” tambahnya.
Dijelaskan Suradnya, pihak sekolah juga tidak diperkenankan menjual perlengkapan sekolah dan seragam. “Bagaimana mekanismenya, pihak sekolah yang mengatur,” tambahnya. Ditambah lagi, aturan mengenai seragam tidak ada perubahan dan tetap mengacu aturan sebelumnya.
Disisi lain, untuk satu set seragam dari hari Senin sampai Sabtu dan seragam olahraga termasuk sepatu dan tas sekolah, rata-rata kisaran harga dari Rp 1,6 juta sampai Rp 2 juta lebih. Pembelian pakaian ini bisa dicicil kepada pihak penyedia seragam sekolah. (ina/kb)