TABANAN, Kilasbali.com – Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga menilai, masyarakat perlu terbiasa dengan bahan pokok selain beras. Hal ini untuk memperkenalkan ragam kuliner dari bahan pokok seperti ubi, singkong, talas hingga pisang.
Hal itu diungkapkan seusai acara lomba serangkaian HUT Ke-49 PDI Perjuangan. Kegiatan lomba ini digelar oleh DPC PDI Perjuangan Tabanan, Jumat (22/4).
Acara ini dibuka oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Acara ini mengambil tema: “Bangunlah Jiwa Dan Badannya Untuk Indonesia Raya”. Memantapkan implementasi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”
Ada tiga lomba yang digelar, yakni lomba kuliner pendamping beras, lomba mixology arak Bali dan barista kopi Bali. “Kebetulan saya jadi koordinator lomba kuliner pendamping beras,” ujarnya seusai acara.
Dirga mengatakan, orang Bali sudah terbiasa dengan kuliner pendamping beras. Seperti nasi sela (nasi yang dicapur singkong), Ia menyebutkan makanan ini sudah menjadi konsumsinya sejak kecil.
“Dulu identik dengan orang miskin. Karena beras dicampur, sehingga jadi nasi sela. Tapi, sekarang nasi sela sudah masuk restoran,” ujarnya.
Jumlah masing-masing peserta lomba sebanyak 12 orang, mereka berkompetisi untuk meraih posisi juara yang terbaik di sesi penyisihan-final tingkat kabupaten. Kegiatan ini merupakan gagasan dari Gubernur Bali sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster.
Selain itu, ada lomba cerdas cermat dan lomba pidato Bung Karno yang diikuti oleh anak siswa sekolah dan juga ada lomba pidato Bung Karno .
“Ini sudah terbiasa dilakukan oleh kader PDI Perjuangan, kegiatan sangat bagus dan wajib diteruskan setiap ulang tahun PDI Perjuangan di Bulan Bung Karno,” ujarnya.
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan asal Banjar Sakeh, Desa Sudimara, Tabanan ini menilai, lomba mixology arak Bali bisa meningkatkan potensi pasarnya terutama untuk wisatawan asing.
“Jika wisatawan asing ke Bali sudah terbiasa dengan arak atau minuman yang dicampur, kan pasti meningkatkan nilai ekonominya,” ujarnya.
Dirga yang pernah bekerja di dunia pariwisata mengatakan, arak Bali sangat berpeluang bisa menyamai minuman sejenis seperti sake dari Jepang, soju dari Korea Selatan atau wine.
“Ini peluang. Harus bisa digarap maksimal,” ujarnya. (m/kb)