GianyarHiburanNews UpdateSeni Budaya

Kemenuh Tiadakan Ogoh-ogoh

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meskipun pemerintah mengizinkan, enam desa adat yang ada di Desa Kemenuh sepakat tidak menggelar pawai ogoh-ogoh di malam pangrupukan serangkaian Hari Raya Nyepi Caka 1944.

    Seluruh Bendesa Adat, Yowana dan Perbekel, memilih untuk mengutamakan kesehatan masyarakat ditengah Covid-19 varian Omicron kini belum mereda. Hal demikian pemulihan ekonomi setempat dapat difokuskan.

    Perbekel Kemenuh, I Dewa Nyoman Neka, Minggu (20/2), mengungkapkan, di Desa Kemenuh terdapat enam desa Adat.

    Masing-masing Desa Adat Tegenungan, Kemenuh, Sumampan, Tengkulak Mas, Tengkulak Tengah  dan Tengkulak Kaja.

    Berdasarjan kesepakatan bersama Bendesa Adat dan Perbekel di Desa Kemenuh,  pihaknya memutuskan meniadakan pawai ogoh-ogoh di malam pengerupukan jelang Nyepi Tahun Caka 1944.

    Baca Juga:  Ini Tujuan Polres Gianyar Gelar ‘Blue Light Patrol’

    Keputusan itu diambil atas pertimbangan keselamatan masyarakat dari paparan Viruscorona Disease 2019 (Covid-19) yang sedang mewabah.

    Foto/ina: Perbekel Kemenuh, I Dewa Nyoman Neka

    Memang, ogoh-ogoh serangkaian Hari Suci Nyepi, di desa Kemenuh juga menjadi  tradisi tahunan, dan pihaknya pun merespon positif keputusan Gubernur Bali dan MDA untuk senantiasa mengapresiasi kreativitas pembuatan ogoh – ogoh.

    Dimana  pawai ogoh-ogoh diberi izin oleh MDA Provinsi Bali dengan adanya pembuatan dan pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan Hari Raya Nyepi.

    Namun demikian, harus tetap memperhatikan kebijakan baru pemerintah pusat terkait pembatasan aktivitas masyarakat selama masa pandemi serta ada izin dari Satgas dan Bendesa Adat.

    Para peserta dan panitia juga diimbau tetap disiplin dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Bahan ogoh-ogoh agar menggunakan bahan ramah lingkungan dan tidak menggunakan sterofoam atau plastik.

    Baca Juga:  Propam Cek Handphone Personel Cegah Judol

    Diapresiasi pula dengan adanya penilaian dimana hasil karya terbaik untuk 3 ogoh-ogoh di masing-masing Kecamatan, diberikan hadiah untuk Peringkat I, II, dan III di semua Kabupaten/Kota se-Bali.

    Untuk ditingkat Kecamatan, 3 karya ogoh-ogoh terbaik akan diberikan hadiah masing-masing Rp 5 juta.

    Kemudian Kabupaten/Kota, untuk Peringkat I diberi hadiah Rp 50 juta, Peringkat II diberi hadiah Rp 35 Juta, dan Peringkat III diberi hadiah Rp 25 Juta, di semua Kabupaten/Kota se-Bali. Sehingga total hadiah menjadi hampir sebesar Rp 1,9 Milyar.

    Meski demikian, sebut Dewa Neka, kesepakatan di desa Kemenuh berbeda. Dimana antara pihak bendesa adat dan prebekel sepakat untuk meniadakan pawai ogoh ogoh. Pihaknya mempertimbangkan banyak hal dan memandang dari satu sisi saja.

    Baca Juga:  Program Makan Siang Gratis Siap Gass di Gianyar

    “Kesehatan lah yang paling utama untuk dapat memulihkan perekonomian dan jika perekonomian sudah beranjak pulih, semua hal lain seiring akan mengikuti perkembangan,” terangnya.

    Lanjutnyapeniadaan pawai ogoh ogoh pada perayaan malam pengerupukan Nyepi, di wilayah Kemenuh telah diterima dengan baik kususnya oleh para pemuda.

    Dirinya berharap saat ini kita bisa lebih terfokus pada pemulihan kesehatan masyarakat demi pulihnya perekonomian.

    “Karena berlandaskan kesepakatan ini pula,  semua masyarakat kemenuh  kami pastikan dapat mentaati demi kesehatan bersama,” pungkasnya. (ina/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi