GIANYAR, Kilasbali.com – Seluas 500 hektar lebih lahan persawahan di 4 subak di Desa Buahan Kaja dan Desa Buahan, Payangan, terancam kekeringan. Kondisi itu dipicu akibat longsornya saluran irigasi dan tersumbatnya terowongan di Dusun Tengipis, Buahan Kaja.
Petani setempat khawatir, bila kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka longsoran irigasi akan semakin melebar. Petani pun akan menderita kerugian lebih banyak lagi. Kondisi ini terjadi di empat subak yakni, Subak Tengipis, Buahan, Selat dan Susut.
Pekaseh Subak Susut, I Wayan Sabar, mengatakan, kekeringan dirasakan para petani setempat sejak sepekan ini. Setelah ditelusuri, didapati saluran irigasi yang berlokasi di bagian hulu longsor, sehingga air menjadi bocor.
Kondisi ini juga diperparah dengan sumbatan di dalam terowongan. Diduga, di dalam terowongan juga banyak terjadi longsoran, sehingga aliran air tidak berjalan lancar.
Demikian saluran irigasi di sepanjang pinggiran tebing banyak ditemukan rembesan air akibat saluran bocor. “Bila hujan datang degan curah yang tinggi, longsor pasti akan semakin parah,” yakinnya, Rabu (17/2/2021).
Atas kondisi ini, pihaknya mengharapkan tindakaan cepat pemerintah daerah untuk secepatnya mengantasipasi dan melakukan tindakan. Yakni, dengan segera mungkin melakukan tidakan pembuatan irigasi baru.
“Jika terus dibiarkan 500 petani yang ada di 4 subak akan menderita,” terangnya.
Pekaseh Subak Tengipis, I Nyoman Rawi menambahkan, selain yang disebutkan I Wayan Sabar tersebut, ada terowongan bocor di beberapa titik. Kondisinya sudah rawan jebol.
“Kita tak ingin setelah jebol baru melakukan perbaikan. Kalau jebol pada musim padi membutuhkan air, ini akan merugikan seluruh krama subak,” katanya.
Rawi juga mengharapkan, program perbaikan diprioritaskan bagi saluran induk. Karena, jika saluran induk sudah baik, saluran tersier itu lebih mudah.
“Kami berharap Pemkab bisa memfokuskan programkan di saluran induk dulu. Saluran tersier belakangan setelah saluran induk tuntas,” harapnya.
Anggota DPRD Gianyar yang asal Desa Buahan, I Nyoman Kandel menjelaskan pemeliharaan saluran irigasi induk Subak Gede Buahan perlu mendapat perhatian lebih.
Karena, luas areal sawah yang diairi cukup luas. Dari empat subak tak kurang dari 500 ha sawah. Ini menjadi pendukung ketahanan pangan Kabupaten Gianyar.
“Saya berharap Dinas PUPR mengalokasikan rutin pemeliharaan saluran irigasi. Tidak hanya saluran irigasi Subak Gede Buahan, namun seluruh saluran irigasi di Gianyar,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid SDA, PUPR Gianyar I Wayan Tinda menjelaskan akibat hujan deras, banyak saluran irigasi mengalami kerusakan.
Dikatakannya, perbaikan saluran induk harus diprogramkan bertahap, sesuai sekala prioritas. Hal ini mengingat anggaran pemerintah terbatas, di sisi lain banyak kegiatan yang dilakukan.
“Untuk perbaikan saluran induk kami akan usulkan ke Kementerian Pertanian. Sekarang kita usulkan mungkin tahun 2022 baru bisa terlaksana,” pungkasnya. (ina/kb)