DENPASAR, Kilasbali.com – Di tengah pandemi Covid-19, stok darah Palang Merah Indonesia (PMI) Bali ‘menipis’. Ketua Bidang Kerjasama dan Kemitraan PMI Provinsi Bali, IGA Diah Werdhi Srikandi mengungkapkan, hal ini dipicu karena enggannya masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
Hal tersebut dikatakan Diah Srikandi saat penandatanganan MoU dengan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Made Rentin di Kantor PMI Bali di Denpasar, Kamis (4/2/2021).
“Alasan takut, ditambah banyaknya instansi, perusahaan, hotel yang tidak beroperasi, sehingga PMI melakukan strategi door to door. Untuk menyiasati itu, kami mengambil pendonor ke rumah-rumah. Minimal 5-10 orang petugas kami yang akan datang secara door to door,” ungkapnya.
Menurut dia, saat situasi normal, PMI bisa mendapatkan 3.000 kantong darah per bulan. Namun saat pandemi ini, hanya mampu memenuhi 30 persen saja.
“Sementara dari sisi permintaan darah tetap, dan bahkan meningkat di musim-musim tertentu. Salah satunya saat adanya musim DB,” lanjutnya.
Pihaknya juga mengoperasikan bus donor darah yang menyasar wilayah di Kota Denpasar, seperti di Pantai Padanggalak, Sanur dan tempat strategis lainnya, bekerjasama dengan donatur berbagi sembako, namun hasilnya belum juga maksimal.
“Untuk itu, kami harap masyarakat ikut berpartisipasi mendonorkan darahnya. Karena satu tetes darah bisa menyelamatkan nyawa manusia,” ajaknya.
Sementara terkait MoU, Diah Srikandi menyampaikan bahwa kegiatan kemanusiaan tidak bisa dilakukan sendiri. Untuk itu, pihaknya mengajak BPBD Bali bersinergi.
Mengingat, kata dia, BPBD dengan PMI memiliki kesamaan visi, yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Kami memerlukan dukungan baik itu dari pemerintah, instansi, lembaga, serta masyarakat,” tandasnya. (kas/kb)