GIANYAR, Kilasbali.com – Satgas gabungan Yustisi Prokes, Minggu (31/1/2021) secara khusus menyasar kegiatan prosesi Hari Raya Banyupinaruh. Mulai dari pantai hingga sejumlah pura tempat melukat. Tidak hanya memastikan prokes dijalankan umat, petugas juga membagikan masker.
Pasiops Kodim 1616/Gianyar, Kapten Inf Made Winaya yang memimpin tim gabungan, pada kesempatan itu tidak bosan-bosannya mengimbau pedagang dan pengunjung, agar mengikuti aturan protokol kesehatan (prokes) dari pemerintah.
“Ini menyangkut 3M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” jelasnya.
Masyarakat yang berkerumun diingatkan untuk selalu menjaga jarak. Bagi yang tidak memakai masker ditegur dan diingatkan bahkan dikenakan sanksi denda apa bila membandel. Masyarakat juga dihimbau rajin mencuci tangan.
“Penerapan prokes ini untuk mencegah mata rantai penyebaran virus Covid-19,” tegas Kapten Inf Made Winaya.
Sambil memberikan imbauan dan edukasi, Satgas Yustisi PPKM juga memberikan masker terhadap pedagang dan pengunjung serta mengantikan masker yang sudah tidak layak pakai.
Sementara di di Pura Tirta Empul Manukaya Let, Tampaksiring, Gianyar yang selalu ramai setia Banyupinaruh, kini terlihat lenggang.
Petugas gabungan pun berjaga-jaga mengawasi pemedek yang tangkil agar tetap mengikuti protokol kesehatan.
Setiap sift pengelukatan disi oleh 30 pemedek. Sehingga tidak sampai terjadi penumpukan di dalam kolam pengelukatan.
Seperti enam bulan lalu pihak desa adat Manukaya Let menyediakan kartu dengan berbagai warna, agar mempermudah mengatur pemedek hingga tidak terjadi kerumunan.
“Ada sekitar 2000an kartu disiapkan, sifat bergulir, 1 warna 30 kartu persift,” ujar Pecalang Desa Adat setempat Made Ketut Oka.
Selain menyediakan kartu, disediakan pula masker bagi pemedek bila tidak memakai masker.
“Kami tidak melarang pemedek yang melakukan pengelukatan, kami hanya mengatur sesuai aturan, ada masker juga bagi pemedek,” ungkapnya.
Sementara Bendesa Adat Manukaya Let, Tampaksiring, Gianyar, I Made Mawi Arnata, mengatakan, seperti enam bulan lalu, pemedek yang tangkil sudah diatur sejak dari parkiran.
“Jika di utama mandala membludak pemedek yang masih diparkiran akan distop dulu, namun sampai saat ini tidak sampai adanya pembludakan,” ujarnya.
Dalam proses penglukatan pun dipercepat dengan mengguyur disetiap pancoran hanya dilakukan lima detik.
“Persembahyangan sudah dilakukan di depan sebelum pengelukatan, saat melukat hanya tinggal mengguyur saja,” pungkasnya. (ina/kb)