DENPASAR, Kilasbali.com – DLHK Kota Denpasar melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) guna memastikan seluruh biopori berfungsi baik sebagai resapan air, yang menyasar Kantor Pemerintahan dan Sekolah di Kota Denpasar, Jumat (8/1/2021).
Adapun beberapa lokasi yang disasar yakni Pusat Pelayanan Autis Kota Denpasar, Kantor DLHK Kota Denpasar serta beberapa sekolah di kawasan Lumintang Denpasar.
Plt. Kadis DLHK Kota Denpasar, IB Putra Wirabawa menjelaskan kegiatan ini merupakan implementasi dari penerapan Perwali Nomor 18 Tahun 2010 tentang pemanfaatan air hujan dan pengolahan sampah organik menjadi kompos dalam skala rumah tangga, kantor, dan sekolah.
“Kita berupaya melakukan gerakan bersama pengurangan sampah yang salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi lubang biopori yang terdapat di kantor, sekolah atau rumah tangga,” jelasnya.
Gustra mengatakan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Di mana sampah organik dapat dimasukkan ke lubang biopori yang nantinya dapat menjadi kompos secara otomatis.
“Jadi ada dua fungsi, selain sebagai resapan air hujan juga dapat menjadi tempat komposting alami,” jelasnya.
Gustra mengatakan rata-rata biopori yang jumlahnya lebih dari 1.000 titik yang tersebar di kawasan perkantoran, ruang publik dan sekolah di Kota Denpasar ini masih berfungsi dengan baik.
Namun tetap diperlukan perawatan serta pembersihan terhadap sedimentasi di saluran air. Sehingga saat hujan lebat tidak menimbulkan genangan.
“Selain monev rutin, kami juga bekerjasama dengan pengelola untuk ikut andil melaksanakan perawatan dan pembersihan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Gustra mengajak masyarakat untuk ikut menerapkan sistem biopori di rumah tangga. Selain itu, pola pemilahan sampah di rumah tangga atau di sumbernya juga penting dilaksanakan.
“Marilah kita ikut andil menjaga lingkungan dengan memisahkan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Hal ini dapat dilaksanakan di kantor pemerintahan, sekolah dan yang terpenting adalah rumah tangga,” ajaknya.(sgt/kb)