TABANAN, Kilasbali.com– Balai banjar merupakan salah satu warisan peninggalan para leluhur masyarakat Bali, yang sangat berperan penting dalam menjaga “keajegan” budaya Bali dan wajib ada di setiap Banjar di Bali. Serta Baik-buruknya Balai Banjar juga merupakan cerminan dari baik-buruknya persatuan Krama (masyarakat) setempat.
Sadar akan hal tersebut, Krama Banjar Adat Babahan Kanginan melakukan perbaikkan Balai Banjar. Hari ini, Kamis (24/5/2018) dipelaspas serta disaksikan oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan Dipuput oleh Pemangku Tri Khayangan DP. Babahan kesarengin oleh Mangku Ulun Siwi, Besi Kalung.
Upacara Dewa Yadnya tersebut juga disaksikan oleh anggota DPRD Tabanan I Nyoman Satya Yasa, Camat Penebel I.G.A. Supartiwi, Unsur Muspika Penebel, Kabag Kesra Setda Kabupaten Tabana, Perbekel, Klian Adat dan Dinas serta Tokoh Masyarakat setempat.
Selaku Wakil Pemerintah, Wabup yang akrab disapa Komang Sanjaya sangat mengapresiasi semangat persatuan dan semangat gotong-royong krama Banjar Adat Babahan. Dirinya juga menghimbau agar tetap menjaga serta memupuk semangat itu. “Matur Suksma sareng masyarakat tiang driki. Karena sudah cerdas dan mengedepankan semangat persatuan serta gotong-royong dalam membangun. Tiang harap persatuan ini dan semangat gotong-royong ini tetap dijaga dan diwariskan kepada anak-cucu kedepan, nantinya”, ucap alumni FE angkatan 87 Universitas Warmadewa.
Dirinya juga berpesan kepada para tokoh masyarakat setempat, untuk selalu mengedepankan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah, sehingga pembangunan di Desa bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. “Tokoh disini sudah menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan Pemerintah. Kedepan kalau ada pembangunan apa saja, baik Parahyangan, Palemahan dan Pawongan nantinya tetap jalin komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah”, pesan Wabup yang juga merupakan alumni SMA TP 45 Tabanan.
Sebelum dilakukan pemlaspasan, perbaikkan Balai Banjar memakan waktu setidaknya 3 bulanan dan menelan biaya sekitar Rp. 350 juta. Hingga sampai seperti saat ini, krama setempat yang terdiri dari 180 Kepala Keluarga (KK) bekerja secara gotong-royong serta tidak dikenai atau ditarget pepeson (urunan/biaya) partisipasi masyarakat bersifat sukarela, jelas I Ketut Buda Yasa selaku Ketua Panitia Acara.
Dijelaskannya juga bahwa bangunan ini hanya bisa selesai baru 90 persen. Itu dikarenakan adanya kendala dana. Pihaknya minta Pemerintah yang kali ini diwakili Wabup Sanjaya, bisa membanu kekurangan yang ada.
“Untuk merampungkan bangunan ini, ageng pinunas tiang sareng Bapak Wakil, mangde presida ngewantu mecikang balai banjar niki”, harap pihaknya. (*KB).