GIANYAR, Kilasbali.com – Bumi Seni Gianyar kembali diselimuti kabut duka. Di tengah Wabah Pandemi Covid-19 ini, para kalangan seniman, pejabat dan pelaku seni lainnya pun sangat menyesal, karena dipastikan tidak dapat turut hadir langsung untuk menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Maestro Tabuh, Cokorda Alit Hendrawan dari Puri Kaleran, Peliatan, Ubud.
Dari informasu yang dihimpun,, Minggu (3/5/2020), tokoh seni yang menjadi bagian perkembangan seni tabuh dan tari di Peliatan ini, menghembuskan napas terakhir dalam perawatan intensif di ruang Wing RSUP Sanglah, Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 21.00 WITA.
Penabuh kendang ini akhirnya menyerah setelah berjuang melawan sakit komplikasi yang dideritanya dalam beberap bulan terakhir.
“Dalam beberapa bulan terakhir ini, Cokorda Lingsir (almarhum-red) sudah bolak balik dari rumah sakit untuk menjalani perawatan,” ungkap putra sulungnya, Cokorda Bagus Wiranatha yang juga seorang panari barong dan undagi ini.
Disebutkan, awalnya almarhum masuk rumah sakit karena menderita sesak napas. Dalam perjalannya sang maestro menderita pergeseran tulang belakang karena diduga terjadi perapuhan. Hingga dalam diagnose terakhir, almarhum divonis menderita komplikasi paru-paru.
“Kami benar-benar kehilangan. Beliau adalah orang tua, guru sekaligus movator kami sebgai anak-anaknya,” terang Cok Bagus.
Lanjutnya, kini layon atau jenazah masih dititipkan dan rencananya akan dipulangkan pada 6 Mei 2020. Lanjut akan dilaksankan prosesi pemakaman mekingsan ring geni pada 8 Mei.
“Untuk plebonnya, kami masih akan melaksanakan rembuk keluarga besar dan menyesuaikan dengan situasi sekarang ini,” ujarnya.
Memang, kepergian sang maestro benar-benar mengejutkan warga Peliatan. Karena sosok Cokorda Alit ini sudah dianggap sebagai panglingsir setelah wafatnya almarhum AA Mandera.
Dalam dunia kesenian, Cok Alit adalah salah satu seniman yang mempertahankan Tari Legong Peliatan. Belum lagi perannya dalam Tari Arja, Janger yang sempat melejit pada zamannya.
Bersama sanggar-sanggar yang didirikannya, almarhum juga sering melakoni misi kesenian ke luar negari.
“Ida Cokorda Lingisr adalah seniman panutan, yang tidak pernah bosan membagikan ilmunya pada generasi muda,” kenang I Nyoman Dayuh salah satu seniman yang hingga kini mengaku masih berguru ke almarhum. (ina/kb)