Gianyar

Wayan Rarem, Maestro Tari Rangda Peliatan Tutup Usia

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meski sudah uzur, I Wayan Rarem, maestro penari rangda sempat tampil menari di Pura Penataran Kloncing, Padang Tegal Kaja, Ubud, Bulan April 2019 lalu. Tiada menyangka, tampilannya itu pada pembukaan lomba tari rangda saat itu adalah yang terakhir kalinya. Gianyar pun kini diselimuti kabut duka atas kepergian sang maestro, Rabu (22/1/2020).

    Dari keterangan anaknya, I Wayan Sukra saat ditemui di rumah duka Banjar Tengah, Desa Peliatan, Ubud, Pekak Rarem  berpulang dalam perawatan  di RSU Ari Santi,  Mas, Ubud, Rabu (22/1/2020) sekitar pukul 10.00 WITA.

    Baca Juga:  Salahgunakan Subsidi Pertanian, Siap-siap Berurusan dengan Hukum

    Di mana sang maestro sempat dirawat selama dua hari, lantaran pihak rumah sakit mendeteksi menderita sejumlah penyakit. Yakni gagal ginjal dan penyakit jantung. “Beliau meninggal di usia ke 77 tahun,” ungkap Sukra yang kini mewarisi darh seniman almarhum.

    Disebutkan, kondisi mendiang sudah drop sejak sepekan lalu, dan dua hari lalu, pihaknya mengajak mendiang cek kesehatan ke rumah sakit tersebut. Di sana, pihak rumah sakit mendeteksi mendiang memiliki penyakit  gagal ginjal dan permasalahan pada jantung.

    Karena diprediksi, satu gagal ginjal, jantung tidak bagus, makanya diambil tindakan. “Sementara  jenazah mendiang masih dititipkan di kamar jenazah. Rencananya pihak keluarga akan menggelar pengabenan langsung,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Sidak di Tegallalang, Satpol PP Temukan Pembangunan Villa Tak Kantongi Izin

    Sebelum wafat, mendiang sudah sejak setahun lalu vakum ‘ngayah’. Kevakumannya krena faktor tenaga tidak kuat, terutamanya setelah operasi batu ginjal. Pernah sekali, Pekak Rarem tampil hany Tari Rangda di Padang Teal Ubud.

    Itupun atas kemauan almarhum dan sebagai apresiasinya kepada kalangan anak muda yang yang megegas lomba sebagai wujud pelestarian pakem-pakem tari rangda.

    Sebagimana diketahui, Pekak Rarem adalah maestro tari rangda dari Br Tengah Peliatan Ubud, beliau sangat peka saat sedang menarikan rangda maupun celuluk terutama rangda atau celuluk sesuhunan.

    Baca Juga:  Bawaslu Gianyar Diminta Laksanakan Fungsi CAT

    Bahkan bila merasa ada hal yang aneh seperti ada orang berilmu gaib yang ingin mengganggu jalannya pementasan maka beliau akan tak segan untuk mengejar dan menantangnya. Hal ini tak lepas dari kekuatan Ida Sesuhunan yang beliau tarikan.

    Almrhum juga tercatat memiliki banyak murid, yang saat ini sudah terlibat ayah-ayahan dalam setiap pementasan calonarang. (ina/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi