GIANYAR, Kilasbali.com – Aplikasi berbasis GPS memang membantu, tapi jangan terlalu mempercayainya. Tidak hanya menggunakan jalan raya, para nelayan yang kini sedang trend menggunakan bantuan aplikasi ini, juga kerap “tertipu”. Di Gianyar, nelayan yang sangat percaya dengan aplikasi Laut Nusantara ini justru harus mendarat dengan tangan kosong.
Salah seorang warga di Pantai Gumicik, I Wayan Puja, para nelayan di wilayahnya jutsru merasau tertipu dengan pemanfaatan aplikasi ini. Karean saat perkenalan aplikasi ini oleh Pemerintah, jika dengan berbekal HP beraplikasi Laut Nusantara ini, nelayan tidak lagi mencari, namun tinggal menangkap ikan di laut.
“Kenyataannya, Fungsi aplikasi tidak menentukan titik tangkap ikan. Hanya menandai posisi titik terumbu karang yang bagus dan kemungkinan ada banyak ikannya,” ungkap Puja.
Disebutkan, dengan berbekal HP beraplikasi GPS , kenyataannya belum efektif, karena itu nelayan di Gumicik kini banyak yang kapok menggunakan aplikasi tersebut. Menurutnya aplikasi android yang berisi posisi ikan, tidak cocok untuk nelayan tradisional, mengingat alat tangkap nelayan masih konvensional.
“Aplikasi GPS tersebut selebihnya berisi perkiraan tinggi gelombang dan kecepatan arus laut. Kalau mengetahui posisi ikan, alatnya itu namanya Fishfinder. Alat ini mahal sehingga nelayan tidak mungkin memilikinya,” terangnya.
Lanjutnya, dengan alat tangkap dan perahu yang sederhana, tidak mungkin bisa mengejar posisi ikan dari jarak 2-5 km. Sehingga nelayan kalah cepat dengan pergerakan ikan. Sehingga peralatan semacam Fish finder yang efektif, namun lebih banyak digunakan nelayan yang sudah modern, kapal besar dan alat tangkap yang besar. “Kini, Nelayan kami kembali ke “Laptop”, hanya berbekal pengalaman yang sudah digelutinya bertahun-tahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, awal Agustus 2019 lalu, sebagian nelayan di Gianyar diberikan pelatihan aplikasi laut oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan. Dari aplikasi ini, nelayan bisa mengetahui kondisi cuaca, gelombang laut, perkiraan tsunami, jarak tempuh nelayan.
Bahkan disebutkan dari sebagian dari 770 nelayan sudah menggunakan aplikasi tersebut. Hanya Wayan Puja menyebut aplikasi tersebut belum banyak membantu. “Kalau memang GPS itu membantu, nelayan pasti berkumpul di satu titik untuk menangkap ikan,” tandasnya. (ina/kb)