JEMBRANA, Kilasbali.com – Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bambang Surya Putra merasa bangga dan memberi apresiasi atas kesolidan serta sinergitas yang ditunjukkan stakeholders pada saat Geladi Lapang Penanggulangan Bencana (PB), yang dilaksanakan oleh BPBD Provinsi Bali bersama BPBD Kabupaten Jembrana, Sabtu 26 Oktober 2019 bertempat di Lapangan Pergung, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.
“Kehadirian 970 orang pelaku geladi adalah indikator pertama keberhasilan acara ini, hal ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam melatih diri dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana,” kata Bambang.
Menurutnya, pelibatan personil dalam jumlah yang cukup besar, dibarengi dengan loading peralatan, sarpras, dan logistik, sesungguhnya dalam upaya menunjukkan kepada publik bahwa BPBD siap, dan disisi lain menguji kesigapan serta kecepatan para petugas.
Dalam kegiatan tersebut, diawali dengan upacara/apel geladi lapang, tampil sebagai pembina apel Bupati Jembrana I Putu Artha. Hadir dalam undangan perwakilan dari Kodam IX/Udayana, Korem 163/Wirasatya, Perwakilan dari Polda Bali, Kapolres Jembrana.
Bahkan jajaran Muspida Jembrana tampak lengkap, Bupati & Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, dan Dandim 1617/Jembrana yang bertindak sebagai Komandan Tanggap Darurat. Pihak BMKG, PMI, Basarnas, OPD Provinsi Bali dan OPD Kabupaten Jembrana serta unsur relawan baik dari Rapi, Orari, pihak rumah sakit dan unsur masyarakat yang ikut berperan sebagai pelaku geladi lapang.
Bahkan pengamat dan pemantau internasional hadir untuk menyaksikan secara langsung geladi tersebut. ICRC (Internasional Committee Of The Red Cross) Komite Internasional Palang Merah Mr. Dany Merhy (Wakil Kepala Regional untuk Indonesia & Timor Leste) bersama Mrs. Eva Bruenisholz (ahli forensik), serta utusan 7 (tujuh) Konsulat Jenderal (Konjen) hadir menyaksikan acara tersebut.
Memang Kabupaten Jembrana memiliki tingkat kerawan bencana mulai dari sedang sampai dengan tinggi, salah satunya rawan gempa bumi dan tsunami, bahkan sesuai data yang dikeluarkan oleh BNPB (September 2019) bahwa terdapat 26 Desa di Kabupaten Jembrana berada pada Zona Merah yaitu memiliki tingkat kerawan tinggi terhadap Gempa dan Tsunami.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali Made Rentin menjelaskan, Geladi Lapang kali ini, baru melibatkan 4 (empat) desa yaitu Perancak, Yeh Kuning, Air Kuning, dan Delod Berawah.
Pilihan terhadap 4 desa ini, karena berada di pinggir pantai, terutama Perancak secara geografis serta aksesibilitas untuk melakukan evakuasi, lumayan jauh dan terhalang oleh sungai.
“Geladi lapang bertujuan melatih petugas dan terutama masyarakat agar siap siaga dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami,” pungkas Rentin. (rls/kb)