GIANYAR, Kilasbali.com – Kendatipun telah beroperasi sejak tiga tahun lebih, namun keberadaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Petanu belum mampu memasok kebutuhan air minum ke wilayah Gianyar Selatan, khususnya di Sukawati yang kini “krisis” air. Padahal, lokasi SPAM ini di Sukawati dengan debit 300 liter per detik.
Dari informasi yang masuk, ternyata air itu lebih fokus ke wilayah Denpasar dan Badung Selatan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air minum di Sukawati, PDAM Gianyar hanya mengandalkan sumber air dari lima titik sumur bor yang ada.
Dirut PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana mengatakan, PDAM belum mampu memenuhi kebutuhan air minum di Sukawati yang mencapai 55 Liter per detik, dan baru terpenuhi 44 liter per detik atau 92 persen.
Namun, kondisi ini diperparah dengan hambatan kebocoran yang sering terjadi dalam tiga bulan terakhir akibat proyek pengerjaan drainase dan pelebaran jalan di wilayah setempat.
“Pelayanan kami di Wilayah Sukawati memang sering terganggu. Berdasarkan surat yang kami terima dari PU, ada pekerjaan proyek yang mengganggu pelayanan. Dari 5 Juli hingga Desember ada 25 proyek pelebaran jalan dan perbaikian drainase. Koordinasi tetap ada, hanya karena kondisi lahan yang terbatas yang mengakibatkan banyak jaringan kami kena keruk alat berat,” ungkap, Rabu (16/10/2019).
Sastra mengakui, jatah pasokan dari SPAM Petanu sebanyak 50 Liter per detik, belum sepenuhkan dapat disuplay untuk mengatasi air di Sukawati. Sebab, masih ada beberapa kendala, salah satunya, adalah suplay air yang jaringannya masih nebeng di aliran utama menuju ke Denpasar dan Badung Selatan.
Sehingga, tekanan air ke wilayah Sukawati terkedala pembatasan serapan air oleh pihak SPAM Petanu, agar tidak mengganggu tekanan pasokan air ke Depnasar dan Badung. “Dari jatah 50 liter per detik, PDAM Gianyar baru mampu menyerapnya hingga 33 Liter perdetik,” ujarnya.
Pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp 10 milyar untuk memanfaatkan air SPAM Petanu secara maksimal. “Kami harap SPAM Petanu menyiapkan sambungan secara khusus untuk wilayah Gianyar, agar kendala suplai ke Denpasar tidak mempengaruhi pelayanan di Gianyar,” harapnya. (ina/kb)