JembranaSosial

Atap Gubug Roboh, Nenek KK Miskin Asal Jembrana Nyaris Jadi Korban

JEMBRANA, Kilasbali.com – Seorang nenek, Salimah (70) dari Banjar Taman Desa Tuwed, Kecamatan Melaya BNI nyaris menjadi korban, tertimpa atap gubuknya.

Peristiwa itu terjadi ia saat akan tidur pada Minggu (22/9/2019) tengah malam. Tiba-tiba saja atap gubuk bedeg yang ia tempati yang kondisi sudah reot roboh secara perlahan.

Mendengar suara atap bangunan akan roboh, iapun segera berlari keluar gubuk dan melihat sebagian atap rumahnya roboh. “Ya rumah ini sudah lama sekali dan saya belum bisa perbaiki,” tuturnya, Sabtu (28/9/2019).

Salimah menceritakan bahwa dirinya seorang janda yang ditinggal mati sang suami sejak anaknya masih kecil-kecil.

Baca Juga:  Begini Persiapan Polres Gianyar Sikapi Bencana

Untuk bertahan dan menghidupi anak-anaknya, ia hanya mencari kerang di pantai dan hidup apa adanya. “Dulu anak saya ada yang mau adopsi karena yatim tapi saya tidak mau pisah dengan anak,” cerita salimah yang memiliki tujuh orang anak ini.

Kini ia tinggal seorang diri lantaran anak-anaknya semua sudah menikah dan juga hidup dalam keadaan pas-pasan karena kerja serabutan. Ia pun enggan menambah beban anak-anaknya yang juga tidak punya penghasilan tetap.

“Ya meski anak sudah besar-besar dan peduli sama nenek tapi melihat kondisi mereka juga tidak tega minta terus. Jadi nenek tetap cari kerang tuk dijual,” tuturnya.

Baca Juga:  Soulshine Bali Hadirkan Host Your Own Retreat, Tawarkan Keindahan Hijau Tropis di Selatan Ubud

Salimah mengaku sampai saat ini tidak mendapatkan bantuan bedah rumah. Padahal ia sangat berharap mendapat bantuan sehingga diusianya yang uzur bisa tinggal dirumah yang lebih layak.

“Sudah sering di photo sejak dulu tapi tidak pernah dapat. Hingga akhirnya roboh. Bersyukur anak-anak mau gotong royong perbaiki atap rumah sehingga sekarang bisa dipakai lagi,” ujarnya.

Ia pun mengaku sudah sering ada petugas yang mengunjungi gubuknya. Tapi sampai gubuknya roboh, bantuan yang diharapkannya tidak pernah kunjung diterimanya.

Salimah mengaku pasrah dengan kondisi rumahnya yang memperihatinkan ini. Kendati atap rumah gedek Nenek Salimah sudah diperbaiki dengan asbes namun dinding bedek yang sudah lapuk masih tampak tidak aman. “Ya yang penting masih bisa ditempati, nenek tidak apa-apa,” tandasnya.

Sementara itu, Kelihan Banjar Taman, Desa Tuwed, Wayan Riyasa mengatakan, Salimah merupakan KK miskin dan layak untuk dibantu. Tanah yang ditempati Salimah merupakan milik sendiri dan ada sertifikatnya sehingga memungkinkan mendapat bantuan bedah rumah.

Baca Juga:  Kepatuhan Aturan Transportasi untuk Menjaga Ketertiban Bali

“Kami sebagai kelian banjar sudah mengusulkan bedah rumah. Tapi kami tidak tahu apa kendalanya sampai kini belum dapat. Ya mungkin masih masuk daftar antrian. Karena itu kewenangan Desa dan Pemkab. Yang jelas kami sudah usulkan sudah lama,” pungkasnya. (gus/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi