DenpasarPendidikan

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Generasi Milenial Harus Perdalam Iptek

DENPASAR, Kilasbali.com – Orang Bali sudah sejak dulu memiliki keyakinan dan pengabdian yang kuat terhadap Hyang Pencipta. Hal ini diperlihatkan dari budaya dan ritual Hindu Bali yang sarat akan nilai-nilai luhur. Namun seiring berjalannya waktu, masuknya pariwisata sejak tahun 1970-an, Bali mulai mengalami akulturasi dan modifikasi seni dan budaya Bali.

Pada era distrupsi yang sedang dihadapi Bali saat ini, membuat seluruh kegiatan ekonomi akan bergerak menuju digitalisasi, di mana keadaan ini  dinamakan Revolusi Industri 4.0. Arah perkembangan ekonomi digital yang mengedepankan dua elemen utama yaitu pasar dan bakat.

Untuk itu, dalam menghadapi tantangan tersebut diharapkan generasi milenial terus memperdalam ilmu pengetahuan dan kemampuan menguasai teknologi informasi. Demikan terungkap dalam sambutan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam acara Seminar Internasional dengan tema Financial Forensics and Fraud Detection in Revolution Industry 4.0, di Aula Universitas Hindu Indonesia, Selasa (13/8/2019).

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa pada era digitalisasi transaksi bisnis semakin mudah dilakukan. Hanya dengan beberapa langkah mudah, kini dapat memindahkan, menabung atau menginvestasi dana yang dimiliki sehingga pemerintah kini dihadapkan pada semua tantangan baru, yakni menjamin keamanan dalam bertransaksi dan berinvestasi secara digital. Iklim investasi yang aman merupakan salah satu prasyarat utama bagi perkembangan ekonomi Bali yang lebih baik.

Baca Juga:  Polres Gianyar Atensi Kebaktian Hari Minggu Jelang Nataru

Untuk itu diharapkan semua pihak dapat turut berkontribusi dalam menghadapi tantangan  tersebut. Wagub Cok Ace mengakui bahwa Pemerintah Provinsi Bali saat ini dan ke depannya akan terus melakukan yang terbaik untuk mendukung masyarakat dan pelaku bisnis melalui semangat visi pembangunan Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Melalui visi tersebut Pemprov Bali telah menargetkan Bali menjadi Smart Island melalui program pengembangan Smart Government dan Smart Bussiness dengan tetap berlandaskan pada kearifan lokal,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Prof. Dr. Drh.I Made Damriyasa, M.Si menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi dan dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali atas seminar internasional tersebut. Made Damriyasa mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam seminar kali ini sangat relevan dengan fenomena saat ini.

Baca Juga:  Pj Gubernur Bali Minta Wali Kota dan Bupati se-Bali Kelola TKD dan APBD 2025 dengan Efisien dan Optimal

Menurutnya di era distrupsi ini telah benyak berkembang kasus penyelewengan dana, baik yang menggunakan teknologi sederhana maupun teknologi tingkat tinggi, seperti pembobolan data nasabah dibeberapa perbankan.

Untuk itu diharapkan seminar tersebut dapat memberikan dampak positif dan mengetahuan baru bagi para peserta seminar yang nantinya dapat diaplikasikan dalam masyarakat. Sehingga, seluruh masyarakat bisa lebih waspada dalam melakukan transaksi keuangan.

Seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNHI tersebut berlangsung selama dua hari, di mana para peserta seminar akan menerima materi dari beberapa narasumber seperti Prof. Nafsiah Mohamed merupakan Accounting Researcher Institute dari UiTM Mara Malaysia, Dr. Ian Fragher merupakan Professor University of Wollonggong Australia, dan Dr. Hendi Yogi Prabowo, PhD merupakan Professor University of Islam Indonesia Yogyakarta. (rls/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi