TABANAN, Kilasbali.com – Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya yang akrab disapa De Gadjah, menyentil Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, I Made Suryana, yang akan menolak menandatangani segala bantuan dengan embel-embel Gerindra.
Pernyataan Suryana itu viral dalam bentuk rekaman suara di beberapa platform media sosial pada Jumat (6/6). Termasuk pada akun Instagram De Gadjah.
Dalam rekaman itu, Suryana menyebut selama empat tahun ke depan, ia tidak akan menandatangani proposal bantuan yang di belakangnya ada label Gerindra.
Pernyataan itu disampaikan dalam forum atau pertemuan yang berlangsung di kahyangan Pura Taman, Desa Baturiti, seperti yang tersebutkan pada rekaman suara tersebut.
“Pokoknya empat tahun ke depan puniki (ini), kalau sudan nanti labelnya Gerindra, tiyang (saya) tidak pernah tanda tangan. Oh tiyang tidak akan (tanda tangan). Konsekuensi,” kata Suryana dalam penggalan akhir-akhir rekaman tersebut.
Bahkan, ia menyebut akan menanggung risikonya bila tidak lagi menjadi perbekel atau kepala desa. “Bin mani bin puan, tiang suwud jadi kepala desa, tiyang tanggung,” imbuhnya di bagian akhir rekaman.
Di awal rekaman itu, ia meminta peserta pertemuan yang dalam Pilbup Tabanan 2024 ini tergabung dalam Semeton Mulyadi (Semut) yang notabene pendukung calon bupati, I Nyoman Mulyadi, yang salah satunya didukung kuat Partai Gerindra.
Dalam rekaman itu, terdengar beberapa orang yang menengahi dan meminta Suryana untuk tidak mengungkit persoalan itu. Namun Suryana tetap meminta peserta pertemuan yang tergabung dalam Semut untuk angkat tangan.
“Sampun suwud politik (pilkada) ne pak,” teriak salah seorang peserta pertemuan tersebut. Namun, Suryana tetap menyebut kondisi di desanya saat ini kena imbas daripada persoalan politik.
Ia lantas menyebut, dalam Pilbup Tabanan 2024 kemarin, sebagian masyarakat di Baturiti ada di Semut. “Kader Gerindra berjuang di Gerindra. Mangkin niki sire makta banget, anunya (bantuan), Pak Adi (anggota DPR RI Nyoman Adi Wiryatama) kan?” imbuhnya.
“Pak Adi orang apa? PDI kan? Mangkin bapak puniki ngambil bantuannya dari peruangannya Pak Adi yang PDI. Niki berjuang di Gerindra, ngambil bansos di PDI,” sebutnya.
Usai menyebut hal itulah, Suryana menyatakan tidak akan menandatangani proposal untuk kepentingan bantuan yang di belakangnya ada embel-embel Gerindra.
Terhadap rekaman itu, De Gadjah menyebut Suryana sebagai sosok kepala desa yang sangat benci dengan Gerindra dan pemecah belah rakyat di bawah.
“Dan, pemecah belah bangsa,” imbuh De Gadjah dalam keterangan yang menyertai unggahan rekaman suara tersebut.
De Gadjah menambahkan, penyataan itu disampaikan Suryana secara berapi-api padahal hajatan politik sudah selesai.
Ia mengaku tidak mengetahui apa yang menjadi dasar Suryana sangat membenci Gerindra. Namun, ia menyebut Suryana terafiliasi dengan partai lain hingga dalam forum resmi mengatakan tidak pernah menandatangani bantuan yang berembel-embel Gerindra.
“Wow, keren banget bapak kepala desa ini. Bapak sebagai pemimpin jangan sampai memecah rakyat dan bangsa Pak Kades,” sentilnya. (c/kb)