TABANAN, Kilasbali.com – Sebanyak 393 pesilat dari Perguruan Pencak Silat (PPS) Kertha Wisesa mengikuti kejuaraan daerah (kejurda) tingkat provinsi yang berlangsung di GOR Debes, Kamis (26/12). Mereka akan bertanding selama dua hari atau sampai dengan Jumat (27/12).
Seluruh pesilat tersebut berasal dari masing-masing kabupaten/kota se-Bali. Terbanyak datang dari Kabupaten Gianyar dengan jumlah 60 pesilat. Disusul dengan Klungkung sebanyak 53 pesilat.
Kemudian Tabanan, Badung, dan Karangasem masing-masing 50 pesilat. Denpasar sebanyak 45 pesilat. Sementara Bangli dan Jembrana masing-masing 30 dan 25 pesilat.
Kejurda dengan tema Era Baru Kertha Wisesa ini sendiri dibuka oleh Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya.
Selain itu, proses tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh Kertha Wisesa seperti anggota DPRD Bali, I Ketut Purnaya; anggota DPRD Tabanan, I Putu Eka Putra Nurcahyadi; serta pengurus PPS Kertha Wisesa Bali dan kabupaten/kota di Bali.
Dalam sambutannya, Sanjaya menyebut kejuaraan tersebut merupakan media untuk menjaga dan melestarikan silat sebagai warisan budaya.
“Jangan sampai berhenti, sehingga di era kekinian ini, warisan ini masih bisa melekat dengan kita sebagai pewaris dari leluhur,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar kejuaraan ini tidak hanya dijadikan ajang kompetisi saja, tetapi juga sarana untuk mempererat persaudaraan antar daerah.
“Kejuaraan ini adalah salah satu ajang untuk memperkuat tali silaturahmi, khususnya di seluruh Bali,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kejurda PPS Kertha Wisesa Bali Ke-VIII, I Made Dwi Agung Sastrawan, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mendukung perkembangan dan pelestarian cabang olahraga silat di Tabanan.
Di saat yang sama, kegiatan ini juga bertujuan mempererat persaudaraan antarpesilat Kertha Wisesa di seluruh Bali.
“Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati yang telah mendukung penuh kegiatan ini, juga kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi. Kejuaraan ini adalah upaya untuk mempererat persaudaraan di antara kita semua,” ujarnya.
Dwi Agung juga menekankan, pencak silat bukan hanya sekadar olahraga, melainkan juga merupakan bagian penting dari warisan budaya bangsa yang sangat patut kita lestarikan bersama.
Menurutnya, peran pemerintah dalam usaha itu bisa dilakukan melalui inovasi dan modernisasi sistem.
“Dengan demikian, seni bela diri pencak silat dapat relevan dalam pembangunan di generasi masa kini. Kami harap para peserta dapat menjunjung tinggi sportifitas dan semangat,” pungkasnya. (c/kb)