TABANAN, Kilasbali.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan membentuk Relawan Tabanan Tangguh dari Desa (Tarisa). Relawan ini dibentuk untuk memperkuat upaya penanganan dampak bencana pada tahap awal.
Peresmian Relawan Tarisa ini untuk pertama kalinya dilakukan di Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, sebagai pilot project atau proyek percontohan pada Jumat (22/11).
Peluncuran tersebut dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) I Gede Susila dan dihadiri beberapa stake holder penanggulangan bencana lainnya.
Peluncuran ini ditandai dengan penyerahan chainsaw untuk penanganan dini bila ada pohon tumbang di jalur Denpasar-Gilimanuk. Khususnya di lingkungan Desa Lalanglinggah.
Relawan Tarisa yang beranggotan 20 orang ini akan menjadi ujung tombak dan bagian dari pemberdayaan komponen masyarakat dalam upaya penanggulangan dampak bencana di tahap awal.
“Tujuannya agar desa memiliki kemampuan untuk bisa melakukan upaya penanganan dampak bencana di tahap dini jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri.
Ia mengatakan, pembentukan Relawan Tarisa ini adalah tindak lanjut dari program Singasana (Sinergisitas Antar Stakeholder Penanggulangan Bencana) Tabanan.
Sesuai namanya, program ini fokus pada sinergisitas pamangku kepentingan atau stakeholder yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Dengan sinergi tersebut, upaya penanggulangan bencana pada tahap awal diharapkan bisa berjalan efektif dan terintegrasi mulai dari pelaporan, pelayanan penanggulangan, sampai dengan masyarakat mendapatkan perlindungan dari risiko atau dampak bencana.
“Dan masyarakat ikut aktif terlibat dalam penanggulangan bencana yang terjadi di daerahnya. Komponen dari masyarakat inilah yang tergabung ke dalam Relawan Tarisa,” imbuh Srinadha Giri.
Selain komponen masyarakat, sinergi dan koordinasi yang hendak dibentuk melalui program ini adalah dengan melibatkan pihak lainnya seperti PLN, PDAM, PU, LH, PMI, dan TNI/Polri.
Menurutnya, upaya penanggulangan dampak bencana di tahap awal penting juga untuk menyiasati terbatasnya jumlah personil BPBD Tabanan. Di sisi lain, BPBD Tabanan memiliki jangkauan wilayah tugas yang cukup luas dengan beragam potensi bencana.
Saat ini saja, jumlah personil BPBD Tabanan yang bertugas setiap terjadinya bencana sebanyak 35 orang yang terbagi ke dalam empat regu. Satu regu jumlahnya tidak menentu.
“Nanti relawan ini yang akan berkomunikasi dengan unsur pemerintah daerah dan pemerintah desa dalam penanggulangan bencana di tahap dini. Mereka yang akan melakukan penanganan dini sambil menunggu tim dari BPBD,” papar Srinadha Giri.
Ia menambahkan, Relawan Tarisa ini nantinya akan mendapatkan pembekalan terkait penanggulangan bencana di tahap awal. Mereka juga punya misi memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai potensi bencana di wilayahnya berikut mitigasinya kepada warga lainnya.
Srinadha Giri juga menyebut Relawan Tarisa ini bagian dari upaya pengembangan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang sudah terbentuk sebelas dari 12 desa pesisir yang rentan dengan potensi Tsunami.
Kesebelas desa itu antara lain Beraban, Belalang, dan Pangkung Tibah di Kecamatan Kediri; Sudimara di Kecamatan Tabanan; Kelating dan Tibubiu di Kecamatan Kerambitan; Beraban, Tegalmengkeb di Kecamatan Selemadeg Timur.
Selanjutnya Desa Berembeng dan Antap di Kecamatan Selemadeg serta Desa Lalanglinggah di Kecamatan Selemadeg Barat.
“Ke depan, Relawan Tarisa ini akan dibentuk di masing-masing desa. Mereka akan mendapatkan pembekalan atau bimtek mengenai penanggulangan bencana di tahap awal maupun informasi potensi bencana di wilayah desa mereka,” pungkasnya. (c/kb).