TABANAN, Kilasbali.com – Desa Adat Wongaya Gede menutup sementara aktivitas pendakian di Gunung Batukaru menyusul akan dilaksanakannya upacara pujawali pada 25-27 September 2024.
Penutupan aktivitas pendakian ini bahkan sudah dimulai sejak 4 September 2024 lalu. Dan, penutupan ini akan berlaku sampai 30 Oktober 2024 mendatang atau berakhir pada rahina Pegatwakan.
Bendesa Adat Wongaya Gede, I Ketut Sucipto, menyebut imbauan itu sudah diinformasikan kepada seluruh masyarakat.
“Sebenarnya sudah ditutup sejak 4 September 2024 lalu atau terhitung sejak 21 hari menjelang Galungan,” jelas Sucipto pada Kamis (19/9).
Kini, pihaknya ingin mempertegas kembali soal penutupan aktivitas pendakian tersebut dan meminta masyarakat untuk memakluminya. “Karena ini dresta,” imbuhnya.
Ia menambahkan, penutupan ini berlaku untuk semua pintu masuk pendakian. Termasuk pintu masuk pada wilayah barat yang berlokasi di Kecamatan Pupuan.
“Pendakian ke gunung Batukaru itu ada lima pintu. Jadi kami minta komitmen semua pihak untuk sama-sama menjaga,” tegasnya.
Menurutnya, selama ini aktivitas pendakian dari arah Wongaya Gede dilaksanakan secara ketat. Persyaratannya, pendaki harus mengajak pemandu lokal, barang bawaan akan menjalani pemeriksaan, tidak boleh membawa senjata tajam, dan pendaki juga wajib meninggalkan fotokopi tanda pengenal.
“Kami lakukan persyaratan ketat ini untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Bukan semata-mata menyertakan pemandu lokal untuk uang. Itu salah besar. Justru itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti kejadian bule Prancis yang sampai sekarang belum ditemukan itu,” tukasnya.
Karena itu, ia menegaskan penjagaan di semua pintu masuk pendakian gunung Batukaru harus diperketat. Terlebih, gunung Batukaru merupakan kawasan suci yang semestinya dijaga bersama-sama oleh semua pihak.
“Untuk pendakian, kami tutup sampai Pegatwakan. Kecuali ada yang mau menghaturkan sesangi (kaul), sepanjang itu dilakukan dengan benar, kami persilahkan,” kata Sucipto. (c/kb).