Bangli

17 Tahun IPeKB, Bertumbuh untuk Melakukan Pengabdian

    BANGLI, Kilasbali.com – Tanggal 26 Juli 2024, Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia genap berusia 17 Tahun. Angka yang cukup manis jika dirasakan, seperti anak muda yang berusia 17 Tahun, di mana biasanya perayaannya  ditunggu-tunggu untuk merayakan kebangkitan dari masa anak-anak ke remaja.

    Di usianya yang ke 17 ini, IPeKB Indonesia Daerah Bali terus bertumbuh untuk melakukan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat di Pulau Dewata ini.

    IPeKB Indonesia Daerah Bali beranggotakan 315 orang yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota. Mewilayahi 57 kecamatan dan 716 desa/kelurahan.

    Dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para Penyuluh KB di wilayah binaannya untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan bahagia, tentunya berbagai macam rasa dan rupa dialami  mereka. Jangkauan wilayah yang tentunya beragam, dan juga tingkat kesulitan yang berbeda, menjadi pengalaman yang menantang untuk dilakukan.

    I Nyoman Karyawan, salah seorang Penyuluh KB senior, berkisah bagaimana dan apa saja yang telah dilakukan selama puluhan tahun bertugas sebagai pengelola program di lini lapangan.

    Baca Juga:  The Apurva Kempinski Bali Raih Gelar ‘Hotel Berkelanjutan Terbaik’ di Ajang Penghargaan Bergengsi 2024 ULTRAs Awards di Kensington Palace, London

    “Saat ini saya  mewilayahi  tiga desa binaan, memiliki kesan yang sangat humanis dalam melakukan pendampingan kepada keluarga, khususnya dalam melakukan KIE,” ungkapnya.

    “Saya bangga sebagai Penyuluh KB, karena adanya keterlibatan mitra kerja dalam mengembangkan inovasi yang sangat jitu sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu,” ujarnya.

    Inovasinya bersama Kepala Desa Tegal Mengkeb  telah melahirkan program “Semara Ratih”, yang saat ini menjadi salah satu program di Kabupaten Tabanan dalam  mendukung penuh kegiatan pendampingan calon pengantin.

    Apa yang dilakukan itu dimulai dari pendampingan penyiapan kehidupan berkeluarga, screening kesehatan dasar calon pengantin, pelestarian lingkungan dan adat istiadat yang begitu kuat sebagai pendukung wisata alam dan budaya di Bali.

    I Nyoman Karyawan  telah mengabdi selama kurang lebih 30 tahun enam bulan   sebagai seorang Penyuluh KB. Awal menjadi Penyuluh KB, ia bertugas  di Timor Timur, sebelum provinsi itu menjadi negara Timor Leste. Lokus pengabdian tepatnya di Kecamatan Letefoho, Kabupaten Ermera, Timor-Timur.

    Baca Juga:  Dua Desa asal Bali ini Tampil di  The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

    Per  1 Januari 2000, I Nyoman Karyawan  pindah tugas ke Bali. Pengabdiannya dibenamkan di  Kecamatan Kintamani, sebelum akhirnya pada 2022 ia  dimutasi lagi  ke Kabupaten Tabanan.

    IPeKB saat ini terus melakukan evaluasi kinerja. Ini diungkap Made Dwi Prisaadi. Ia terpilih sebagai Ketua IpeKB Daerah Bali masa tugas  2022 hingga 2026.

    “Kami terus berupaya melakukan evaluai kinerja anggota, melalui pembinaan di masing-masing kabupaten. Dengan semangat sebagai tenaga lini lapangan, kami  berkomitmen menurunkan angka stunting sebesar 6,5%. Untuk itu,  kami terus melakukan pendampingan kepada semua sasaran di wilayah kerja masing-masing PKB,” urainya.

    Anggota IPeKB Bali beranggotakan 315 orang, tersebar di 716 desa/kelurahan. Mereka selalu  melakukan koordinasi dengan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ada di desa.

    Baca Juga:  Ikan Sumber Protein Tinggi!

    Sebagai upaya pencegahan dan penurunan stunting, para Penyuluh KB  selalu melakukan berbagai upaya.  Antara lain menggiatkan sosialisasi pentingnya keluarga memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), aktif dalam pelayanan KB, pelayanan ketahanan keluarga, kegiatan posyandu dan juga bakhti sosial dengan sasaran keluarga berisiko stunting.

    Bali sebagai daerah pariwisata. Penduduknya banyak bekerja di bidang wisata, dan juga pertanian. “Ini menjadi tantangan kami, karena kebanyakan  keluarga yang perlu kami dampingi bekerja pada pagi hari dan pulangnya malam hari,” ungkap Dwi Prisaadi.

    Penyuluh KB pun harus menyesuaikan jam kerja mereka sebagai ASN dengan keluarga sasaran yang akan  didampingi. Terkadang juga harus membuat janji untuk bertemu. “Ini menjadi tantangan kami dalam melakukan tugas dan fungsi kami sebagai Penyuluh KB, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM menuju Indonesia Emas,” pungkasnya. (Tim Media IPeKB  Bali)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi