BANGLI, Kilasbali.com – Wahana kolam air panas Toya Devasya mengembangkan storynomics.
Storynomics ini merupakan pendekatan pariwisata mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa dari destinasi.
“Di usia Toya Devasya ke 22, kami mengembangkan storynomic,” kata Owner Toya Devasya I Ketut Mardjana, Jumat (19/7).
Sementara itu, penulis dan juga penyanyi Dewi Lestari mengatakan, cerita bisa merubah konsep untuk keinginan yang berbeda.
Seperti halnya saat perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan yang diubag dari cerita. “Perjuangan saja bisa apalagi tempat wisata,” katanya.
Lanjutnya, cerita merupakan kebutuhan manusia yang mendasar. Sama halnya dengan sandang pangan papan.
Hanya saja tidak ada yang menyadari. “Ekonomi dunia berubah dari cerita,” imbuhnya.
Tokoh Masyarakat Ni Luh Djelantik juga mendukung konsep storynomic tersebut.
Pihaknya juga menyampaikan taksu Kintamani adalah berdagang dan bertani. Di mana saat berdagang juga bertutur dan bercerita.
Sementara Ketua DPD HPI Bali, Nuarta mengatakan, storynomic juga tidak bisa terpisah dari profesi guide.
“Anggota kami 9,5 ribu yang menceritakan sebuah destinasi wisata,” katanya. (M/kb)