Ekonomi BisnisTabanan

Pantai Yeh Gangga Masuki Musim Lobster, Nelayan Mulai Pasang Bubu

    TABANAN, Kilasbali.com – Para nelayan di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan mulai menyambut musim lobster.

    Karena itu, para nelayan di pantai tersebut mulai banyak yang memasang alat tangkap berupa bubu.

    “Saya ini jam tiga pagi sudah melaut. Bawa 30 bubu untuk dipasang di tengah (laut),” tutur I Made Purwadi (39), salah seorang nelayan Pantai Yeh Gangga, Minggu (14/7).

    Menurutnya, alat tangkap dari anyaman bambu itu bisa dipasang sampai kedalaman 15 meter.

    “Alat bubu paling rendah saya pasang di kedalaman sepuluh sampai 15 meter,” ujarnya.

    Baca Juga:  Istri De Gadjah dan Tim Mulyadi-Ardika Disambut Hangat Warga Banjar Batusangian

    Purwadi menyebutkan, bulan-bulan antara Juli sampai Desember merupakan waktu musim lobster. Sehingga, para nelayan di wilayahnya beramai-ramai memasang bubu.

    Ia maupun nelayan lainnya masih mengandalkan bubu sebagai alat tangkap. Meskipun, saat ini sudah banyak diproduksi alat tangkap lobster yang lebih modern.

    Salah satu alasan masih banyaknya nelayan yang menggunakan bubu sebagai alat tangkap karena mudah dicari.

    Bubu terbuat dari anyaman bambu. Biayanyapun relatif murah dan bisa dibuat setelah nelayan pergi ke tengah laut.

    Yang paling penting, alat tangkap ini juga ramah lingkungan karena tidak merusak terumbu karang.

    Baca Juga:  Dua Pengendara Motor Tewas Diserempet Truk di Jalur Singaraja-Denpasar, Baturiti

    “Cukup ditaruh di atas terumbu karang dan diberikan umpan. Kalau umpan biasanya ikan lemuru, tengiri, atau ikan jenis lainnya,” kata Purwadi.

    Untuk memudahkan pencarian, bubu diberi tanda dan diperiksa tiap 24 jam sekali. “Pagi ini kami pasang, besok pagi baru bisa diangkat,” jelasnya.

    Menggunakan bubu sebagai alat tangkap, menurutnya, untung-untungan. Kadang bila mujur, satu bubu bisa berisi dua sampai tiga lobster.

    Baca Juga:  Tabanan Masuk Zona Kuning Jelang Hari Pencoblosan Pilkada 2024

    Namun ada juga beberapa bubu yang tidak ada lobsternya sama sekali. Sebab, bubu sangat terpengaruh arus laut yang bisa menggeser keberadannya dari tempat semula.

    Purwadi menuturkan, saat ini harga lobster mengalami penurunan. Satu kilogramnya seharga kurang lebih Rp 320 ribu.

    Berbeda dengan sebelumnya yang bisa mencapai Rp 400 ribu per kilogram. “Sudah satu bulan ini turun (harganya),” ucapnya. (c/kb).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi