PariwisataTabanan

Objek Wisata Jatiluwih Bersolek Jelang WWF 2024

    TABANAN, Kilasbali.com – Objek wisata Jatiluwih dipersolek menjelang pelaksanaan World Water Forum atau WWF 2024 yang akan dimulai pada Sabtu (18/5).

    Pantauan kilasbali.com pada Jumat (17/5), sejumlah dekorasi telah dipasang manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih dari pintu ticketing sampai dengan monumen UNESCO.

    Dekorasi ini mulai dari penjor, umbul-umbul, sampai banner bertema WWF 2024.

    Seperti diketahui, Jatiluwih menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi delegasi peserta WWF 2024. Khususnya pada Jumat (25/5) mendatang.

    “Persiapannya sudah kami matangkan bersama tim. Termasuk dengan desa dinas, desa adat, pekaseh, dan masyarakat sekitar,” jelas Manajer Operasional DTW Jatiluwih John K Purna.

    Baca Juga:  Cegah Terjadinya Korban Jiwa, Pohon Mati Pingggir Jalur Denpasar-Gilimanuk Ditebang

    Selain dekorasi, sambungnya, pihaknya akan membangun welcome gate dari klangsah atau anyaman daun kelapa.

    Di welcome gate itulah delegasi yang berkunjung ke Jatiluwih akan disambut dengan berbagai kesenian dan kuliner tradisional.

    “Serta presentasi pertanian bagaimana mengolah padi pasca panen. Kemudian kami ajak menjelajahi sawah untuk mengetahui bagaimana padi dipelihara,” imbuhnya.

    John K Purna tidak bisa memastikan berapa durasi waktu kunjungan dari para delegasi tersebut. Namun ia berharap, kunjungan itu bisa berkisar antara 30 menit sampai satu jam.

    “Kalau masih ada waktu kami akan suguhkan kuliner lokal seperti teh beras merah dan laklak beras merah,” ujarnya.

    Baca Juga:  Sebuah Toko di Penebel Kebakaran Hingga Rugi Rp 1 Miliar

    Selain itu, John juga belum bisa memastikan delegasi dari negara mana saja yang akan singgah ke Jatiluwih.

    Semua informasi kunjungan akan diperoleh pihaknya dari trevel agent yang mengelola perjalanan dari para delegasi.

    Ia memastikan standar pengamanan VVIP akan digelar di area Jatiluwih bila yang berkunjung setingkat kepala negara. Khususnya pada monumen UNESCO dengan radius sekitar 300 meter.

    Baca Juga:  Seorang Lansia di Belumbang Ditemukan Tewas di Saluran Irigasi

    “Khusus di monumen UNESCO saja (steril). Selebihnya wisatawan masih bisa beraktivitas,” tukasnya.

    Ia berharap, dengan dipilihnya Jatiluwih sebagai salah satu objek kunjungan delegasi WWF, jumlah kunjungan bisa meningkat kembali.

    Apalagi menurutnya kunjungan wisatawan saat ini mengalami peningkatan sekitar 50 persen dari tahun lalu.

    “Kalau tahun lalu sekitar 700-800 orang sekarang 1.300-1.600 per hari,” bebernya. (c/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi