TABANAN, Kilasbali.com – BUMDes Bumi Lestari yang berlokasi di Desa/Kecamatan Selemadeg, Tabanan, telah memilih bisnis peternakan sapi sebagai bisnis utamanya. Bisnis ini telah memberikan hasil positif sejak dimulai pada tahun 2020.
Bisnis ini dijalankan dengan sistem ngadas, dengan pembagian hasil 60 persen untuk pemelihara dan 40 persen untuk BUMDes.
“Ini adalah bagian dari program ketahanan pangan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan,” kata Perbekel Selemadeg, I Wayan Arsa Wikanta, Rabu (8/5).
BUMDes menyediakan 14 induk sapi siap bunting pada awal bisnis ini. Namun, karena animo masyarakat yang tinggi, bisnis ini telah berkembang menjadi 54 ekor induk sapi.
Dalam pelaksanaannya, BUMDes Bumi Lestari melakukan survei terlebih dahulu kepada warga yang akan mendapatkan program ini. Jika dianggap layak, keluarga tersebut akan mendapatkan satu atau dua ekor induk sapi.
Warga yang mendapatkan program ini akan memiliki waktu selama enam bulan untuk memelihara anak sapi yang dilahirkan.
Nantinya, anak sapi tersebut akan dijual dengan hasil penjualan dibagi antara pemelihara dan BUMDes Bumi Lestari.
Harga induk sapi berkisar pada Rp 10 juta per ekor, sedangkan anak sapi dijual seharga Rp 4-6 juta per ekor, tergantung jenis kelamin.
“Betina biasanya Rp 4-4,5 juta, sedangkan jantan sekitar Rp 6 juta,” ungkapnya.
Namun, bisnis ini bukan tanpa kendala. Penyakit menjadi salah satu kendala yang pernah dialami.
Selain itu, ada juga kendala karena faktor induk sapi yang sulit bunting.
Menurutnya, animo masyarakat di Desa Selemadeg untuk berternak sapi relatif tinggi.
Namun, karena faktor ekonomi, masyarakat kesulitan untuk membeli induk sapi, sehingga minat untuk berternak tampaknya menjadi kecil. (c/kb)