DENPASAR, Kilasbali.com – Sebanyak 114 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengikuti pelantikan di Kantor Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Bali di Renon, Denpasar, Bali, Senin (2/10) pagi.
PPPK yang dilantik ini, bertugas menjadi Tenaga Penyuluh KB di BKKBN Bali. Yakni Jabatan Penyuluh KB Ahli Pertama 81 orang, dan Jabatan Penyuluh KB Terampil 33 orang.
Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Sarles Brabar menyampaikan, Tenaga Penyuluh lapangan ini bakal dioptimalkan di Bali.
“Penyuluh KB yang dilantik ini agar dapat menjadi tim yang solid untuk membawa Bali menjadi lebih baik lagi. Ayo kita wujudkan Bali menjadi sesuatu yang spesial melalui Program prioritas pemerintah yang kita utamakan, yaitu bagaimana menurunkan stunting,” ungkapnya.
Dikatakan, target penurunan stunting telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Bali sebesar 6 persen di tahun 2024.
“Saat ini, stunting berdasarkan SSGI di Bali sebesar 8 persen. Oleh karena itu, adanya penambahan PPPK, kami optimalkan di lapangan untuk melakukan edukasi,” bebernya.
Sarles Brabar juga mengungkapkan, Penyuluh KB BKKBN Bali saat sebanyak 200 orang. Tersebar di sembilan kabupaten/kota.
“Mereka bertugas untuk menjalankan program Bangga Kencana dan juga edukasi kepada masyarakat untuk mencegah stunting,” imbuhnya.
Dengan adanya penambahan 114 PPPK, lanjut dia, Bali telah ada 300 lebih Tenaga Penyuluh KB.
“300 ratus orang lebih ini, kita optimalkan. Kita akan turunkan terus, sehingga Bali bisa 2-3 persen kendati target kita 6 persen di tahun 2024,” tandasnya.
Sementara itu, ucap syukur disampaikan seorang PPPK Penyuluh KB, I Gusti Ayu Putu Yeni Ardiani.
Perempuan asal Jembrana ini bakal bertugas membawahi dua desa di Bumi Makepung.
Yakni Desa Yehembang dan Delodberawah, Mendoyo, Jembrana.
“Saya mengikuti formasi PPPK tahun 2022, kemudian mengikuti tes seleksi pada Juni 2023, dan sebulan kemudian dinyatakan lulus pada Juli 2023,” tutur Ardiani yang tampak terus melempar senyum bahagia.
Sebagai Tenaga Penyuluh KB, Ardiani bakal menjalankan Program Bangga Kencana Desa, di dalam membangun sebuah keluarga harus berencana, hingga pendampingan untuk menurunkan sekaligus mencegah stunting.
“Kami akan melakukan advokasi,” pungkasnya. (jus/kb)